Transcription

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangWilayah perbatasan suatu negara merupakan modal utama kedaulatansuatu negara. Wilayah perbatasan sering kali menimbulkan berbagaipermasalahan terkait dengan pengeloalaan wilayah. Terdapat tiga permasalahanutama dalam pengelolaan kawasan perbatasan antar negara, yaitu: (1) Penetapangaris batas baik di darat maupun laut, (2) Pengamanan kawasan perbatasandan(3) Pengembangan kawasan perbatasan.1Wilayah perbatasan, baik di darat maupun di laut memiliki peran sangatpenting dan strategis di suatu negara. Hal ini diakibatkan wilayah akanwilayahyangmencerminkan halaman depan suatu negara. Secara letak geografis, posisiNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terletak diantara dua benua,mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 negara tetangga. Dikawasanperbatasan darat Republik Indonesia (RI) berbatasan dengan 3 negara yaituMalaysia, Papua New Guinea,Republik Demokratik Timor Leste. Sebagainegara kepulauan (Archipelagic state), RepublikIndonesia mempunyai batasmaritim berupa batas laut wilayah (teritorial), batas landas kontinen danbatasZone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan 10negara yaitu India, Thailand,1Rumusan Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Perbatasan di Kalimantan Timur, 2011. Dataini diperoleh dari 20110701114745.PolicyRecomendationKALTIMWeb.pdf diakses padatanggal 28 Februari 2013.1

Malaysia,Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea, RepublikDemokratik Timor Leste danAustralia. Pada kawasan perbatasan laut (maritim)pada umumnya berupa pulau-pulau terluar yangjumlahnya 92 pulau dantermasuk pulau-pulau kecil.2Kawasan perbatasan di Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensisumber daya alam (SDA) yang cukup besar, serta merupakan wilayah yangsangat strategis bagi pertahanan dan keamanan Negara RI. Wilayah geografisyang terletak di sepanjang garis perbatasan negara antara Republik Indonesiadengan Malaysia meliputi Kabupaten Nunukan, Malinau, Kutai Barat,sedangkan negara Malaysia meliputi Negara Bagian Sabah dan Sarawak.Panjang garis perbatasan1.038 km dan batas antar daerah sepanjang 3.882,86km berdasarkan ketetapan hukum tentang batas-batas wilayah negarasebagaimana ditetapkan dan disepakati kedua belah pihak. Namun, secaraumum pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan Timur masih jauhtertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah negara tetangga(Malaysia).Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang menetap di daerahperbatasan Kalimantan Timur umumnya kemampuan sosial dan ekonominyajauh lebih rendah dibanding dengan kondisi sosial ekonomiwarga negaratetangga (Malaysia). Hal ini mengakibatkan timbulnya banyak permasalahandan kegiatan ilegal di daerah perbatasan yang dikhawatirkan dalam jangka2Deskripsi Wilayah Perbatasan Dan Pulau-Pulau Terluar. Data ini diperoleh ab2.pdf diakses pada tanggal 26 Februari 20132

panjang dapat menimbulkan berbagai kerawanan sosial atau permasalahansocial.Permasalahan mendasar pembangunan di wilayah perbatasan adalahisolasi wilayah. Kebanyakan daerah perbatasan yang terisolasi tidak dapatmengakses berbagai aspek yang tersedia seperti di daerah perkotaan.Permasalahan yang tidak pernah tertangani ini kemudian berdampak terhadapkegiatan pengembangan kawasan pada seluruh bidang pembangunan, termasukkualitas Sumber Daya Manusia(SDM), pendidikan, kesehatan, infrastruktur, danpertanian dalam artiluas.3Umumnya permasalahan daerah perbatasan mencakupberbagai aspek seperti;Pertama, aspek batas wilayah negara banyak menimbulkan dampaknegatif, berbagai insiden di perbatasan, dan pelanggaran wilayah kedaulatan.Masalah-masalah pelanggaran hukum dan sulitnya penegakan hukum diperbatasan menjadi sulit dikelola, dikontrol dan memerlukan kerjasama antarnegara. Demikian pula dengan implementasi pos perbatasan dan fasilitasicustom, imigration and quarantine (CIQ) menjadi tidak optimal dan terkendala,akibatnya terjadi berbagai kegiatan ilegal lintas batas.Kedua, aspek ekonomi. Penataan ruang disusun belum pro-rakyat, propoor, dan pro-perbatasan halaman depan negara. Akibat dari pandangan sepertiitu berimplikasi pada kondisi ekonomi di perbatasan seperti tercermin dewasaini, yaitu seperti: (a) sangat kurangnya infrastruktur ekonomi di perbatasan, baiktransportasi,komunikasi, informasi, maupun perbankan. Terjadinya kesenjangan3Rumusan Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Perbatasan di Kalimantan Timur. Op.cit.,3

pembangunan baik di dalam negeri maupun dengan negara tetangga; (b)ketersediaan prasarana dan sarana berkenaan dengan wilayah dan fasilitas socialekonomi masih sangat kurang memadai; (c) angka kemiskinan yang tinggidengan jumlah keluarga yang pra-sejahtera yang tinggi pula jadi fenomenaumum masyarakat perbatasan, dan; (d) terisolasinya masyarakat perbatasanakibat rendahnya aksesibilitas kawasan perbatasan menuju pusat pertumbuhandan pasar, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara.Ketiga,Pembangunan di kawasan perbatasan sangat erat berkaitandengan masalah kedaulatan bangsa dan negara, kesejahteraan rakyat,perlindungan kepentingan masyarakat perbatasan yang masih tertinggal dankurang terurus, serta lingkungan hidup. Berbagai isu tentang batas wilayahnegara dan pengelolaan kawasan perbatasan yang selama ini terjadi masihdianggap sebagai masalah defence-security dan law enforcement. Padahal di eradamai dewasa ini permasalahan lebih menyangkut masalah prosperity, socialsecurity dan kesetaraan terhadap akses perekonomian yang kurang perhatian.Cara pandang tersebut jelas harus diubah oleh pemerintah Indonesia agar adaacuan yang jelas dalam proses menyelesaikan penetapan batas-batasinternasional dengan 10 negara, dan pengelolaan kawasan perbatasan hinggaterwujudnya perbatasan sebagai beranda depan negara.Keempat, aspek sosial-budaya. Kualitas SDM yang relatif rendahmembuat nilai keunggulan kompetitif masyarakat perbatasan khususnya diProvinsi Kaltim berakibat pada kendala dalam pengembangan ekonomi dikawasan perbatasan. Pembangunan manusia di daerah perbatasan Kaltim4

tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia(IPM) yang rata-rata masih lebihrendah dibandingkan dengan daerah lain dalam lingkup wilayah ProvinsiKaltim.4Permasalahan di atas kemudian memotivasi bagi Indonesia danMalaysia untuk melakukan kerjasama bilateral. Indonesia dan Malaysia dalammesepakati kerjasama Sosek Malindo yang bertujuan untuk kesejahteraan socialmasyarakat perbatasan. Pada tahun 1994 dilakukannya penandatanganIndonesia dengan Malaysia dengan poin, wilayah yang menjalankan kerjasamaSosek Malindo antara Pulau Sebatik dengan Sabah. Kedua daerah tersebutmerupakan daerah perbatasan, untuk Pulau Sebatik merupakan wilayahperbatasan dari Kalimantan Timur, Indonesia dengan Malaysia sedangkanSabah merupakan daerah perbatasan Malaysia dengan Indonesia.Pada tahun ini kerjasama Sosek Malindo memasuki19 tahun berjalanyakerjasama bilateral antara Indonesia dengan Malaysia. Oleh karena itu, inimenjadikan peneliti untuk meneliti bagaimana dampak adanya kerjasama SosekMalindo terutama di daerah Kalimantan Timur. Penelitian ini semakin menarikkarena peneliti akan mengfokuskan dampak adanya kerjasama tersebut didaerah Pulau Sebatik yang merupakan daerah perbatasan antara Indonesiadengan Malaysia.1.2.Rumusan MasalahBerdasarkan masalah yang diuraikan dilatar belakang di atas melahirkanrumusan masalah :4Log.cit.,5

Bagaimana dampak kerjasama bilateral Indonesia-Malaysia di bidang sosialekonomi (Sosek Malindo) terhadap masyarakat wilayah perbatasan pulauSebatik Kalimantan Timur?1.3. Tujuan PenelitianDalam Penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin disampaikan olehpeneliti:1.3.1.Untuk mengetahui dan menjelaskan kerjasama dalam bidangsosial dan ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesiadengan Pemerintah Malaysia.1.3.2.Untuk mengetahui dampak adanya kerjasama dalam bidangSosial dan Ekonomi yang dilakukan oleh permerintah Indonesiadengan Pemerintah Malaysia teruatama di daerah NunukanKalimantan Timur.1.4. Manfaat PenelitianSetiap kegiatan pasti ada tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian.Oleh karena itu penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :1.4.1. Dalam Bidang AkademisDiharapkan dengan adanyapenelitian ini bisa memberikanwacana dan pemikiran baru dalam memperkaya konsep maupunteori berkenaan dengan kerjasama bilateral di daerah perbatasan.6

1.4.2.Dalam Bidang PraktisHasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikankonstribusi bagi negara Indonesia untuk dapat melihat faktorhambatan dan peluang kerjasama di kedua negara.1.4.3. Bagi PenulisPenelitian ini diharapkan dapat menjadi proses pembelajarandan acuan pangaplikasian teori yang selama ini didapatkan daribangku kuliah.1.5.Kajian Pustaka1.5.1. Studi TerdahuluPenelitian terdahulu diajdikan acuan untuk bahan pertimbangan danpembeda dalam melanjutkan penelitian. Penelitian tentang daerah perbatasandan kerjasama antar kedua negara sudah banyak dilakukan oleh para akademisi.Pertama, June Cahyaningtyas, melakukan penelitian dengan judul ns-BoundaryBiodeversityConcervation Area (TBCA): Peluang dan Tantangan”.5 Penelitian tersebutberkesimpulan: Hubungan Politik, baik di masa kini maupun di masa lalu,mempengaruhi desain dan manajemen dari wilayah konservasi yang bersifatlintas batas, antara dua negara. Sementara hubungan bilateral memiliki alursejarahnya sendiri, perhatian pada isu-isu budaya ataupun prinsip-prinsipekologi menjadi hal yang juga penting dikaji terkait diplomasi dua negara yang5June Cahyaningtyas, 2010, Mengelola Perbatasan Indonesia di Dunia Tanpa Batas, Graha Ilmu:Yogyakarta. Hal 2237

sedang bertetangga. Dengan mengedepankan isu lingkungan sebagai salurankerjasama perbatasan, sejumlah permasalahan turunan perbatasan bisadiupayakan penyelesaiannya. Setidaknya, kerjasama di bidang lingkunganmenjadi langkah awal Indonesia untuk membuka jalur diplomasi denganpemerintah Malaysia terkait masalah penjarahan dan penyelundupan kayu,kerusakan hutan lindung dan pergeseran patok negara, yang tidak diindahkanserawak selama ini.Pendekatan ekologis yang dikedepankan dari kerjasama TBCA inidiharapkan berkontribusi pada perubahan sudut pandang pemerintah untuk tidaksemata-mata mengedepankan kepentingan nasional yang sempit dan bersifatsesaat, melainkan yang berdampak luas dan berjangka panjang. Formatkerjasama yang bersifat teknis tentu tidak menjadikannya lebih ringan karenasejumlah tantangan masih harus dihadapi Indonesia, seperti ketidakseimbangankapabilitas dengan Malaysia, harmonisasi kebijakan pusat dan daerah maupunkebijakan lintas sektoral, serta redefinisi konservasi. Sungguh pun demekian,kerjasama perbatasan melalui konservasi hutan harus dilihat sebagai suatu carayang tersedia bagi pemerintah Indonesia untuk membangun kepercayaan danmengurai permasalahan dengan Malaysia terkait deforestasi, penjarahan danpenyelundupan hasil hutan, perubahan luasan teritori akibat pergeseran patokbatas negara, serta arus tenaga kerja (TKI) ilegal dari perbatasan Kalimantan.Kedua, Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Siti Noorehan MohdZaain, melakukan penelitian dengan judul “Perbatasan Malaysia-Indonesia di8

Kalimantan dan Komunikasi Politik”.6 Kesimpulan penelitian tersebut, yaitu:Memang penjagaan kawasan perbatasan bukan satu-satunya jalan untukmempertahankan kedaulatan negara. Yang tidk boleh dilupakan adalahmensejahterakan masyarakat di kawasan perbatasan karena merekalahpemangku utama kawasan perbatasan. Berdasarkan studi pencapaian MDGskawasan perbatasan yang dilakukan INFID dan sebuah NGO di kalimantansepanjang 2007, ditemukan fakta bahwa mayoritas masyarakat di kawasanperbatasan kalimantan di bawah garis kemiskinan. Dalam identifikasikementerian negara pembangunan Daerah tertinggal, wilayah sepanjangperbatasan masuk kategori kabupaten tertinggal. Jurang kemakmuran amat lebarjika dibandingkan tingkat kesejahteraan masyarkat di negara tetangga. Karenaitu, pesona kemakmuran di seberang perbatasan membuat WNI di kawasanperbatasan harus menyeberang untuk mengadu nasib. Maka, spekulasimasuknya warga negara Indonesia menjadi pasukan para militer askar wataniahkarena alasan ekonomi tidak mengada-ada.Realitas kawasan perbatasan kalimantan yang rentan dan pertahananyang rapuh menyuburkan bisnis-bisnis ilegal yang terkait kejahatan transnasional, misalnya illegal logging, perdagangan perempuan, dan pengerahanburuh migran tak berdokumen (undocumented migran workers). ia-Malaysia,kabarrekruitmen warga Indonesia menjadi para militer Askar Wataniah tidak harus6Siti Noorehan Mohd Zain, 2010, Mengelola Perbatasan Indonesia di Dunia Tanpa Batas, GrahaIlmu: Yogyakarta. Hal 2339

ditanggapi secara reaksioner dan menjadi komoditas politik, tetapi harusmenjadi pembelajaran dari kegagalan kita mengelola perbatasan. Masalahperbatasan bukan hanya masalah menjaga, tetapi juga menyejahterakanmasyarakat pemngku perbatasan.Ketiga, Wahyu Kartikasari melakukan penelitian dengan judul“Mengurai Pengelolaan Perbatasan di Wilayah-Wilayah Perbatasan Indonesia”.7Kesimpulan penelitian tersebut, yaitu: Identifikasi masalah dan penyelesaianpersoalan-persoalan perbatasan tergantung pada sifat khas masing-masingdaerah perbatasan. Karena banyaknya dan besarnya wilayah perbatasan diIndonesia, maka tentu saja persoalan akan beragam pula. Sehingg semuatahapan-tahapan pengelolaan perbatasan yang ada masih harus dilaluipemerintah, dan harus dilakukan secara terus-menerus. Selesainya tahapdemarkasi bukan berarti persoalan kedaulatan telah selesai. Penanganan danperhatian pada daerah perbatasan dalam bentuk pelaksanaan pembangunanyang menjadikannya halaman muka negara mutlak diperlukan untuk menjagakeberlangsungan kedaulatan. Karena pemerintah memerlukan rakyat danwilayah sebagai simbol kedaulatan, sedngkn rakyat memerlukan pemerintahuntuk keberlangsungan hidup.Permasalahan batas bagi negara yang bertetangga semestinya harusdilihat dari kacamata kerjasama antar-negara, terlebih lagi bagi indonesi,perbatasan itu harus dilihat sebagai pengikat kerjasama dan menjadikannya7Wahyuni Kartikasari, 2010, Mengelola Perbatasan Indonesia di Dunia Tanpa Batas, GrahaIlmu: Yogyakarta. Hal 10510

sebagai beranda depan bangsa. Dengan dasar filosofi seperti itu, makasesungguhnya pengembangan wilayah perbatasan harus dilihat dari semangatkerjasama kedua negara.Keempat, penelitian yang terakhir dilakukan oleh M. Mas’ud Said, tahun2009 - 2010 melakukan penelitian dengan judul “Pemerintahan, Kebangsaan,dan Keterbatasan di Daerah Perbatasan”.8 Penelitian tersebut berbicaramengenai disparitas ekonomi, baik dengan masyarakat di negara tetangga,maupun dengan masyarakat di wilayah Indonesia lainnya, mudah menimbulkanapa yang disebut oleh Ted Robert Gurr (1970) dengan relative deprivation(deprivasi relatif). Konsep dari Ted Robert Gurr ini biasanya digunakan untukmenjelaskan terjadinya konflik dan kekerasan baik yang bersifat vertikal (massadengan elite atau negara) maupun horizontal (massa dengan massa). Denganmengacu pada konsep deprivasi relatif, konflik dan kekerasan dipahami sebagaikonsekuensi dari kesenjangan yang dirasakan oleh masyarakat antara ekspektasiterhadap kondisi kehidupan tertentu dengan kenyataan sesungguhnya.Sebagai bagian dari warga negara Indonesia, masyarakat di perbatasan,misalnya, memiliki ekspektasi agar kehidupan ekonominya tidak jauh berbedadengan warga negara Indonesia di kawasan lainnya. Tetapi ekspektasi ini tidakdapat dipenuhi karena-setidaknya menurut masyarakat yang mengalami kondisideprivasi relatif pemerintah dinilai tidak menaruh kepedulian terhadap mereka.8Prof. M. Mas’ud, 2010, Pemerintah, Kebangsaan, dan Keterbatasan di Daerah Perbatasan,Hasil Penelitian DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Negara :Universitas Muhammadiyah Malang11

Dalam kondisi ini, mereka lalu memilih jalan konflik terhadap pihak-pihak yangdinilai menciptakan kondisi deprivasi relatif.Perkembangan yang paling mengkhawatirkan yang patut diperhatikanoleh pemegang kebijakan di Indonesia dari kondisi deprivasi relatif adalahkeinginan masyarakat untuk menentukan nasibnya sendiri (self-determination),dan berpisah dari NKRI. Sebagai negara kepulauan dan sekaligus negaraberkembang yang terus menerus dihadapkan dengan persoalan ekonomi,Indonesia telah lama dihadapkan dengan isu self-determination.Penelitian ini berbeda dengan keempat penelitian di atas, karenapenelitian ini,akan membahas mengenai dampak kerjasama yang dilakukan olehIndonesia dan Malaysia dalam bidang Ekonomi dan Sosial di daerah perbatasanyaitu di pulau Sebatik. Sehingga penelitian ini tidak ada kaitanya denganpenelitian sebelumnya.1.5.2. Teori dan Konsep1.5.2.1. Kerjasama amakibatmeresponadanyaataumengantisipasi pilihan yang di ambil oleh aktor dalam merespon ataumengantisipasi pilihan-pilihan yang diambiloleh aktor-aktor lainnya.Kerjasama dapat dijalankan dalam suatu proses perundingan yang diadakan12

secara nyata atau karena masing-masing pihak saling tahu sehingga tidak lagidiperlukan suatu perundingan.9Kerjasama dapat pula didefinisikan sebagai serangkaian hubunganhubungan yang tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan dan disahkansecara hukum. Aktor-aktor negara menjalin hubungan kerjasama melalui suatuorganisasi internasional dan rezim internasional, yang didefinisikan sebagaiseperangkat aturan-aturan yang disetujui, regulasi-regulasi, norma-norma, danprosedur-prosedur pengambilan keputusan, dimana harapan-harapan para aktordan kepentingan-kepentingan negara bertemu dalam suatu lingkup hubunganinternasional.10Kerjasama dapat tumbuh dari suatu komitmen individu terhadapkesejahteraan bersama atau sebagai usaha pemenuhan kepentingan pribadi.Kunci dari perilaku kerjasama ada pada sejauh mana setiap pribadi percayabahwa yang lainnya akan bekerjasama. Sehingga isu utama dari teori kerjasamaadalah didasarkan pada pemenuhan kepentingan pribadi, dimana hasil yangmenguntungkan kedua belah pihak dapat diperoleh dengan bekerjasamadaripada dengan usaha sendiri atau dengan persaingan.11Kerjasama internasional pada umumnya berlangsung pada situasi-situasiyang berbeda secara kultur dan terpisah secara geografis, sehingga kebutuhanuntuk mengatasi masalah yang menyangkut kurang memadainya informasitentang motivasi-motivasi dan tujuan-tujuan dari berbagai pihak sangatlah9James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltgraff, Contending Teories of International Relations,1971, Lippincot: Universitas Michigan10Ibid hal 148-14911James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltgraf,1997, Cotending Theories of InternationalRelations : A Comprehensive Survey. New York: Longman. Hal 41913

penting. Interaksi yang dilakukan secara terus-menerus, berkembangnyakomunikasi dan transpotasi antar negara dalam bentuk pertukaran informasimengenai tujuan-tujuan kerjasama, dan pertumbuhan berbagai institusi yangwalaupun belum sempurna dimana pola-pola kerjasama menggambarkan unsurunsur dalam teori kerjasama berdasarkan kepentingan sendiri dalam sisteminternasional anarkis ini.12Faktor-faktor yang mengakibatkan adanya kerjasama internasional:1. Kerjasama Antar negara Akibat Adanya Perbedaana. Perbedaan sumber daya alamSumber Daya Alam (SDA) setiap Negara di dunia pasti memiliki SDAyang berbeda-beda baik dari segi jenis dan kuantitasnya. Ada negara yangmemiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga negara yangmemiliki sedikitsumber daya alam. Oleh karena itu negara-negara yang sedikitmenghasilkan bahan baku akan melakukan kerjasama dengan negara yang kayabaik kaya SDA maupun bahan Industri dengan tujuan agar kedua Negara dapatmemenuhi kebutuhannya.b. Perbedaan iklim dan kesuburan tanahSama halnya dengan pembahasan di atas perbedaan iklim dan kesuburantanah antara satu negara dengan negara lain akan menyebabkan perbedaan jenistanaman. Misalnya Indonesia dan beberapa negara lainnya yang beriklim tropis,curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur akan menghasilkan padi, kopi,teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan negara-negara seperti di Eropa yang12James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltgraff,1997.Op. cit. Hal. 419-42014

beriklim sedang tidak cocok untuk jenis tanaman tersebut, sehingga merekaharus memperolehnya dari negara-negara tropis.c. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologiKemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sertaketerampilan antara satu negara dengan negara lain tidak sama. Negara majuseperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa Barat, dan Jerman memiliki kemampuandalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibandingkan negara-negaraberkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya perbedaan tersebut,negara-negara berkembang dapat melakukan kerjasama dengan negara-negaramaju. Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmupengetahuan dan teknologinya.d. Perbedaan ideologiPerbedaan ideologi antar suatu wilayah negara dengan negara lain dapatmemicu konflik antar negara bahkan menjadi konflik internasional. Untukmeredakan konflik atau ketegangan perlu adanya kerjasama, sehingga tidakmemperbesar konflik yang telah ada. Misalnya negara seperti Hongkong yangmemisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis, memerlukankerjasama dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal sepertiAmerika Serikat. Hal ini perlu dilakukan agar masalahyang timbul dapatdiselesaikan di meja perundingan.2. Kerjasama Antarnegara Akibat Adanya Kesamaana. Kesamaan sumber daya alam15

Kesamaan sumber daya alam antara beberapa negara dapat mendorongterbentuknya kerjasamaantarnegara. Misalnya beberapa negara rinamaOPEC(Organization of Petroleum Exporting Countries).b. Kesamaan keadaan wilayah (kondisi geografis)Negara-negara yang terletak di suatu kawasan yang memiliki kondisigeografis yang sama berpotensi mengadakan kerjasama untuk kepentinganwilayah dari masing-masing negara anggotanya. Misalnya negara-negara yangterletak di wilayah Eropa membentuk kerjasama melalui organisasi Uni Eropa,dan sebagainya.c. Kesamaan ideologiNegara-negara yang mempunyai kesamaan ideologi dapat mendorongsuatu negara melakukan kerjasama. Sebagai contoh NATO (North AtlanticTreaty Organization) adalah kerjasama negara-negara di Atlantik Utara yangberideologi liberal. Selain itu, negara-negara yang tidak memihak pada blokBarat ataupun blok Timur membentuk kerjasama dalam organisasi Non-blok.d. Kesamaan AgamaAdanya persamaan agama juga dapat mendorong beberapa negara untukbergabung dalam suatuo rganisasi. Misalnya OKI (Organisasi KonferensiIslam), yaitu kelompok organisasi negara-negara Islam. Mereka bergabung16

dalam OKI sebagai respon atas peristiwa pembakaran Masjid Al-Aqsa diYerusalem yang dilakukan oleh Israel.13Ada dua Bentuk Kerjasama Internasional:1. Kerjasama BilateralKerjasama bilateral merupakan kerjasama yang hanya dilakukan duaNegara. Kerjasama antar dua negara memiliki arti, makna, dan tujuan untuksaling menguntungkan antar kedua negara. Kerjasama antara dua negaraberlangsung dalam segala bidang, yakni bidang politik, pertahanan, sosial,budaya, dan ekonomi. Di era modernisasi dan globalisasi, negara-negara tidakdapat berjalan sendiri, tidak tertutup, dan tidak hanya mengandalkan potensiyang dimiliki. Seberapa kuat dan seberapa besar potensi yang dimiliki suatunegara, tetap tidak bisa berkembang dan maju tanpa kerjasama dengan negaralain. Potensi yang dimiliki didistribusikan pada negara-negara lain, dan potensiyang tidak dimiliki didatangkan (ekspor) dari negara-negara lain. Mengingat haltersebut, negara-negara maju perlu melakukan kerjasama dengan negara-negaraberkembang, dan lebih penting negara-negara berkembang termasuk Indonesiadan Malaysia perlu melakukan kerjasama intensif dan komprehensif dalammemajukan segala bidang, termasuk bidang sosial ekonomi pada kedua negara.Dalam penelitian ini kerjasama bilateral yang dilakukan oleh keduaNegara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerahperbatasan. Banyak permasalahan yang terjadi di daerah perbatasan yangmembutuhkan perhatian baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.13Kerjasama Ekonomi Internasional diakses, pada tanggal 08 Mei 2013 diperoleh ds/files/30637/ekin-meet-12.pdf17

Atas dasar itu pemerintah Indonesai beserta dengan pemerintah Malaysiamelakukan kerjasama bilateral terkait daerah perbatasan, kerjaaama tersebutdinamakan Sosek Malindo (Sosial Ekonomi Malaysia Indonesia).2. Kerjasama MultilateralKerjasama multilateral merupakan kerjasama yang dilakukan olehbanyak Negara yang ada di dunia. Keanggotaan kerjasama multilateral tidak adabatasan ruang lingkupnya. Kebanyakan kerjasama multilateral berbentuk badanatau lembaga internasional yang bergerak berbagai bidang seperti Ekonomi,Politik, Sosial dan Budaya. Kerjasama multilateral dibedakan menjadi duayaitu, kerjasama regional dan kerjasama Internasional. Kerjasama regionalmencakup seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area Area), APEC (Asia PacificEconomic Cooperation Cooperation), European Union (EU), ASEAN(Association of South East Asian Nation Nation) dan organisasi internasonallainya yang ada di dunia yang memiliki ruang lingkup regional.Sedangkan Kerjasama Internasional (Lingkup Dunia) seperti dijelaskansebelumnya, bahwa kerjasama ekonomi multilateral adalah kerjasama ekonomiantara dua negara atau lebih yang tidak dibatasi oleh wilayah atau kawasantertentu. Organisasi multilateral yang paling besar adalah Perserikatan BangsaBangsa (PBB). PBB adalah organisasi internasional yang dianggap sebagaiinduk organisasi internasional lainnya. Tujuan utama PBB adalah menjaminperdamaian dunia, menjamin berlakunya hak asasi manusia, serta berusahameningkatkan kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat di seluruh nationalLabor18

Organitation), IMF (International Monetary Fund), UNDP (United NationsDevelopment Program ), dan organisasi atu kerjasama lain yang memiliki ruanglingkup dunia.1.5.2.2. Daerah PerbatasanDaerah perbatasan adalah daerah daratan, laut dan udara di atasnyasepanjang perbatasan bersama kedua negara, yang batas luas daerahnyadisesuaikan dengan kebutuhan dan persetujuan kedua negara. Pengertianperbatasan secara umum adalah sebuah garis demarkasi antara dua negara yangberdaulat.O.J. Martinez sebagaimana dikutip Riwanto Tirtosudarmo mengkategorikanada empat tipe perbatasan1. Alienated borderland : suatu wilayah perbatasan yang tidak terjadiaktivitas lintas batas, sebagai akibat berkecamuknya perang,konflik, dominasi nasionalisme, kebencian ideologis, permusuhanagama, perbedaan kebudayaan dan persaingan etnik.2. Coexistent borderland : suatu wilayah perbatasan dimana konfliklintas batas bisa ditekan sampai ke tingkat yang bisa dikendalikanmeskipun masih muncul persoalan yang terselesaikan misalnyayang berkaitan dengan masalah kepemilikan sumber daya strategisdi perbatasan.3. Interdependent borderland : suatu wilayah perbatasan yang dikedua sisinya secara simbolik dihubungkan oleh hubunganinternasional yang relatif stabil. Penduduk di kedua bagian daerah19

perbatasan, juga di kedua negara terlibat dalam berbagai kegiatanperekonomian yang saling menguntungkan dan kurang lebih dalamtingkat yang setara, misalnya salah satu pihak mempunyai fasilitasproduksi sementara yang lain memiliki tenaga kerja yang murah.4. Integrated borderland : suatu wilayah perbatasan yang kegiatanekonominya merupakan sebuah kesatuan, nasionalisme jauhmenyurut pada kedua negara dan keduanya tergabung dalam sebuahpesekutuan yang erat.14Karakteristik kawasan perbatasan dibagi kedalam 7 (tujuh) bagian pelayananmasyarakat,karakteristik penduduk, karakteristik ekonomi, karakteristik sumberdaya alam,karakteristik pertahanan dan karakteristik fungsi dan pemanfaatan Ruang.Sedangkan indikator dari masing-masing karakteristik dapat dilihat di tablebawah ini.Tabel. 1.1.Karakteristik dan Indikator Daerah PerbatasanNo. Jenis KarakterIndikator1Karakter Fisika. Garis batas di darat dan laut belum jelas danpastib. Pilar batas di sepanjang garis batas masih sangatterbatas dan kondisinya darurat.c.14GarisbatasdilautditentukandenganLidiro Madu, dkk, 2010, Mengelola Perbatasan Indonesia di Dunia Tanpa Batas: IsuPermasalahan dan Pilihan Kebijakan.20

kebedaraan pulau-pulau terluar yang terpencil.d. Sebagian besar kawasan perbatasan di daratberada di pedalaman dengan kondisi alamberupa hutan yang sulit di jangkau dan perludilindungi.2Karakteristika. Sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan,Infrastrukturperhubungan, komunikasi dan informasi sertaPelayananpemukiman masih sangat terbatas.Masyarakatb. Jumlah Pos Pemeriksa Lintas Batas (PPLB)masih terbatas dan fungsi CIQS belum optimal.3KarakteristikPenduduka. Penyebaran penduduk di wilayah perbatasanumumnya jarang dan tidak merata bahkan dipulau-pulau terluar ada yang tidak berpenghunidan terpencilb. dahnyatingkatdengankesehatan dan pendidikan masyarakatc. Tingkat pertumbuhan penduduk rendah akibattingginya angka kematian.d. Arus mobilitas tenaga kerja dan pendudukkeluar-masuk cukup tinggi.e. Secaraetnis,pendudukyangberadadiPerbatasan memiliki hubungan keluarga dengan21

saudaranya di negara tetangga.4KarektiristikEkonomia. Tingginya perbedaan harga jual produk-produklokal jika dibandingkan dengan negara tetangga.Rendahnya nilai kurs rupiah terhadap kursnegara tetangga.b. Keberadaan produk-produk yang berasal darisumberdaya alam belum memiliki nilai tambahkarena merupakan produk mentah.c. Perekonomianmasyarakatsebagianbesaradalah miskin dan umumnya mata pencaharianadalah petani dan nelayan tradisional.d. Transaksiperdagangandilakukansecaratradisional. Hasil usaha yang diperoleh sebagianbesar dikonsumsi sendiri.5KarakteristikSumber Daya Alama. Potensi sumberdaya alam di wilayah perbata

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terletak diantara dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 negara tetangga. Dikawasan perbatasan darat Republik Indonesia (RI) berbatasan dengan 3 negara yaitu Malaysia, Papua New Guinea,Republik Demokratik Timor Leste. Sebagai negara kepulauan .