Transcription

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter SiswaSTRATEGI INTERNALISASI NILAI-NILAI PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWAMuhammad MunifInstitut Agama Islam Nurul Jadid Paiton ProbolinggoEmail : [email protected];Tulisan ini mendeskripsikan strategi internalisasi nilai-nilai agama Islam dalammembentuk karakter siswa di sekolah, mulai dari konsepsi tentang internalisasinilai, tahapan-tahapan dalam proses internalisasi yaitu: tahap TransformasiNilai, tahap Transaksi Nilai, dan tahap Transinternalisasi. Selanjutnya, tulisan iniakan mengeksplorasi teori-teori strategi internalisasi nilai yang populer dikalangan praktisi pendidikan meliputi: strategi keteladanan (modelling), strategipembiasaan, strategi ibrah dan amtsal, strategi pemberian nasehat, strategipemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib), dan strategi kedisiplinan.Pembahasan dalam naskah ini akan dilengkapi dengan model pendekataninternalisasi nilai-nilai PAI di sekolah dari guru kepada siswa melalui limapendekatan, yakni pendekatan indoktrinasi, pendekatan moral reasoning,pendekatan forecasting concequence, pendekatan klasifikasi nilai, danpendekatan ibrah dan amtsal. Diakhiri dengan strategi untuk membudayakannilai-nilai agama di sekolah melalui : power strategi, persuasive strategy, dannormative re-educative strategy.Key Word: power strategi, persuasive strategy, dan normative re-educativestrategyEdureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 20171

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter SiswaPendahuluanPendidikan Agama Islam (PAI) dalam pelaksanaanya di lapangan, hingga sekarangini masih terdapat banyak kendala. Kritik dari masyarakat terus bergulir, terutamaberkenaan dengan masih banyaknya lulusan sekolah umum yang sudah sekian lamamenempuh PAI di sekolah dari SD hingga sekolah menengah, namun masih belum bisamembaca al-Qur’an, apalagi menulis huruf al-Qur’an. Keluhan lain adalah PAI belumberpengaruh secara signifikan terhadap tingkah laku anak yang dibuktikan dengankenakalan remaja dalam bentuknya yang bermacam-macam, dari perkelahian, minumminuman keras dan obat-obatan terlarang, hingga pergaulan bebas dan pelanggaranseksual (Khozin, 2006: 233).Kegagalan pendidikan agama yang diterapkan oleh lembaga pendidikan selamaini adalah karena PAI lebih berkonsentrasi pada persoalan teoritis keagamaan yangbersifat kognitif dan kurang concern pada persoalan bagaimana mengubahpengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna’’ dan “nilai” yang perludiinternalisasikan dalam diri peserta didik lewat berbagai cara, media, maupun forum(Abdul Majid, 2014: 10). Pembahasannya sejak dulu hanya berkutat seputar persoalanpersoalan agama yang bersifat ritual-formal serta aqidah/teologi yang terkesaneksklusif. Persoalan agama yang lebih subtansial tidak terkuak secara kritis, misalnyakesalehan dalam konteks sosial. Akibatnya, pesan agama yang bersifat perenealterbenam dibalik keberagamaan yang eksklusif. Teks-teks dibaca tiap hari namunmaknanya yang hakiki terbengkalai (Kompas, 4 Januari 2002). Sistem pendidikan nasionalkita selama ini diyakini lebih mengarah pada sisi kognitif an sich, sedangkan aspekafeksi dan psikomotor menjadi terabaikan begitu saja (Abdul Latif, 2005: 30). Hal ini akanmelahirkan split personality pada diri peserta didik, nilai dari hasil evaluasinya bagus,tetapi sikap dan perilakunya buruk dan tidak mencerminkan capaian nilai PAI yangtelah diperolehnya.Kritik dan kekecewaan masyarakat ini perlu dijawab oleh penyelenggarapendidikan yakni kepala sekolah, para guru, termasuk guru PAI dengan cara mereaktualisasi PAI dengan pengembangan-pengembangan tertentu yang dapatmemperkuat dan memperluas peran PAI di sekolah. Nilai-nilai yang terkandung dalam2Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter SiswaPAI dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, baik di kelasmaupu diluar kelas, sehingga menjadi karakter yang melekat pada diri peserta didik.Menurut Nurcholis Madjid, dalam ajaran Islam ada nilai Rabbaniyah dan nilaiinsaniyah. Nilai rabbaniyah diantaranya adalah: iman, islam, ihsan, taqwa, ikhlas,tawakal, syukur dan sabar. Sedangkan nilai insaniyah adalah shilatuirahim,persaudaraan (ukhuwah) persamaan (almusawwat), adil ('adl), baik sangka(husnudhan), rendah hati (tawadhu’), tepat janji (wafa'), lapang dada (insyirah),perwira ('iffah, ta'affu’), hemat (qawamiyyah), dermawan (manfiquun) (NurcholisMadjid, 2013: 23). Nilai-nilai itu dapat diinternalisasikan melalui teknik dan pendidikannilai yang sasarannya pada pemilikan nilai yang menyatu dalan kepribadian danperilaku peserta didik (Chabib Tloha, 1996: 62). Internalisasi nilai-nilai PAI adalah sesuatuproses memasukkan nilai agama secara penuh ke dalam hati peserta didik, sehinggamereka bersikap dan berperilaku berdasarkan ajaran agama Islam, selanjutnya dapatdirealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.Konsep Internalisasi Nilai-nilai PAIMenurut Mulyasa, internalisasi yaitu upaya menghayati dan mendalami nilai,agar tertanam dalam diri setiap manusia (Mulyasa, 2011: 167), dimana teknikpendidikannya dapat dilakukan melaui peneladanan, pembiasaan, penegakan aturan,dan pemotivasian. (Ahmad, 2010: 51). Internalisasi nilai-nilai PAI menurut MuhammadAlim adalah sesuatu proses memasukkan nilai agama secara penuh ke dalam hatisehingga ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Internalisasi nilai-nilaiagama terjadi melalui pemahaman ajaran agama secara utuh dan diteruskan dengankesadaran akan pentingnya ajaran agama serta ditemukannya posibilitas untukmerealisasikan dalam kehidupan nyata.( Zakiyah, 1983: 100).Teknik pembinaan yang dilakukan melalui internalisasi adalah pembinaan yangmendalam dan menghayati nilai-nilai agama yang dipadukan dengan nilai-nilaipendidikan secara utuh yang sasarannya menyatu dengan kepribadian peserta didik,sehingga akan menjadi karakter perilaku peserta didik. Internalisasi adalah sebagaipenghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam melalui binaan, bimbinganEdureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 20173

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswadan sebagainya. Dengan demikian internalisasi merupakan suatu proses penanamanpola pikir, sikap dan perilaku ke dalam diri pribadi seseorang melalui pembinaan,bimbingan dan sebagainya agar menguasai secara mendalam suatu nilai sesuai denganstandar yang diharapkan.Tahap-Tahap Internalisasi Nilai-nilai PAI dalam Mengembangkan Karakter SiswaTahapan-tahapan dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan pembinaankarakter peserta didik dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:a. Tahap Transformasi Nilai: Pada tahap ini guru sekedar menginformasikan nilainilai yang baik dan kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakankomunikasi verbal. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antarapendidik dan peserta didik atau anak asuh. Pendidik memberikan informasitentang nilai-nilai yang baik dan kurang baik.b. Tahap Transaksi Nilai: yakni suatu tahap pendidikan nilai dengan jalanmelakukan komunikasi dua arah atau interaksi antara siswa dengan guru yangbersifat interaksi timbal balik. Dalam transaksi nilai ini guru dan siswa sama-samamemiliki sifat yang aktif. Titik tekan dari komunikasi ini masih menampilkansosok fisiknya daripada sosok mentalnya. Dalam tahapan ini guru bukan hanyamenyajikan informasi tentang nilai yang baik dan buruk, tetapi terlibat untukmelaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata dan siswa dimintamemberi respon yang sama yakni, meneriman dan mengamalkan nilai tersebut.c. Tahap Transinternalisasi: tahap ini jauh lebih mendalam dari sekedar transaksi.Dalam tahapan ini penampilan guru dan siswa bukan lagi sosok fisiknyamelainkan sikap mental (kepribadiannya). Siswa merespon kepada guru bukangerakan/ penampilan fisiknya, melainkan sikap mental dan kepribadiannya yangmasing-masing terlibat secara aktif. (Alim, 2006: 14).Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses internalisasi nilaisecara teori dapat dilakukan dengan tiga tahapan yakni; tahapan pertama disebutdengan transformasi, pada tahapam ini internalisasi nilai dilakukan dengan cara4Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswapenyampaian materi fisik melalui pengajaran di kelas, ceramah-ceramah singkat agarpara siswa mengetahui nilai-nilai yang pro dan kontra dengan ajaran agama Islam dannilai budaya yang luhur. Tahapan ini dapat juga disebut dengan proses pemahamanatau menumbuhkan tingkat afektif siswa mengenai nilai-nilai agama Islam.Tahapan kedua disebut transaksi, yaitu internalisasi nilai dilakukan dengankomunikasi timbal balik yakni informasi nilai yang didapat dan dipahami siswa melaluicontoh amalan yang dilakukan guru, sehingga para siswa juga dapat merespon nilaiyang sama. Dengan kata lain tahapan ini adalah fase penghayatan yang bermuara padapeningkatan kognitif siswa mengenai nilai-nilai agama Islam. Tahapan ketiga adalahtransinternalisasi yakni pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasiverbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi pada tahap ini komunikasikepribadian yang berperan secara aktif. Adapun langkah-langkah mengajarkan nilainilai dalam membangun pendidikan karakater menurut Thomas Lickona terdapat tigakomponen yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling (perasaantentang moral) dan moral action (perbuatan bermoral). Ketiga komponen tensebutdapat dijadikan rujukan implementatif dalam proses dan tahapan pendidikan karakaterdi sekolah.Pada konteks penguatan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter yang ada diIndonesia, telah teridentifikasi 18 nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,budaya dan tujuan pendidikan nasional, dengan deskripsi yang berbeda antar satukarakter dengan karakter lainnya. Nilai-nilai karakter tersebut dapat dideskripsikandalam tabel berikut (Kementerian Pendidikan Nasional, 2009: siplinSikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaranagama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadahagama lain.Perilaku yang dilaksanakan dalam upaya menjadikan dirinyasebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan, dan pekerjaan.Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbedadari dirinya.Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh padaEdureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 20175

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswaketentuan dan aturan.5Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, sertamenyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.6KreatifBerfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan caraatau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.7MandiriSikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada oranglain dalam menyelesaikan tugas-tugas.8Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hakdan kewajiban dirinya dan orang lain.9Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahuiTahulebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,dilihat, dan didengar.10Semangat Cara berfikir, bertindak, dan berwawasa yang menempatkanKebangsaan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dankelompoknya.11 Cinta Tanah Cara berfikir, bertindak, dan berbuat yang menunjukkanAirkesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadapbahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politikbangsa.Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukMenghargai12menghasilkan sesuatu yang berharga bagi masyarakat, danPrestasimengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.Bersahabat/ Tindakan yang memperhatikan rasa senang berbicara,13Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain14 Cinta Damaimerasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.GemarKebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai15Membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahPedulikerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan16Lingkungan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakanalam yang sudah terjadi.Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada17 Peduli Sosialorang lain dan masyarakat yang membutuhkan.Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas danTanggungkewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, Tuhan Yang18JawabMaha Esa, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan(alam, sosial dan budaya), dan negara.Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswa.Proses internalisasi pendidikan karakter di suatu lembaga pendidikan tidak dapatdilakukan secara instan, namun secara bertahap dan dilakukan secara terus-menerusatau secara berkelanjutan. Para ahli pendidikan telah banyak berkontribusi dalam6Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswamengembangkan teori strategi internalisasi nilai PAI dalam rangka membentukkarakter siswa. Teori strategi internalisasi nilai yang populer di kalangan praktisipendidikan meliputi:1. Strategi Keteladanan (modelling)Keteladanan merupakan sikap yang ada dalam pendidikan Islam dantelah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah. Keteladanan ini memiliki nilai yangpenting dalam pendidikan Islam, karena memperkenalkan perilaku yang baikmelalui keteladanan, sama halnya memahami sistem nilai dalam bentuk nyata(Ma’arif, 1991: 59). Strategi dengan keteladanan adalah internalisasi dengancara memberi contoh-contoh kongkrit pada anak didik. Dalam pendidikan,pemberian contoh-contoh ini sangat ditekankan karena tingkah laku seorangpendidik mendapatkan pengamatan khusus dari para anak didik. Melaluistrategi keteladanan ini, memang seorang pendidik tidak secara langsungmemasukan hal-hal terkait dengan keteladanan itu dalam rencanapembelajaran. Artinya, nilai-nilai moral religius seperti ketaqwaan, kejujuran,keikhlasan, dan tanggungjawab yang ditanamkan kepada anak didikmerupakan sesuatu yang sifatnya hidden curriculum.2. Strategi PembiasaanKebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi mudahuntuk dikerjakan (Tatapangarsa, 1990:67). Mendidik dengan latihan danpembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan danmembiasakan untuk dilakukan setiap hari (Burhanudin, 2001: 56). Strategipembiasan ini afektif untuk diajarkan kepada anak didik. Apabila anak didikdibiasakan dengan akhlak yang baik, maka akan tercermin dalam kehidupansehari-hari.3. Strategi Ibrah dan AmtsalEdureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 20177

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter SiswaIbrah (mengambil pelajaran) dan Amtsal (perumpamaan) yangdimaksud adalah mengambil pelajaran dari beberapa kisah-kisah teladan,fenomena, peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik masa lampau maupun sekarang.Dari sini diharapkan anak didik dapat mengambil hikmah yang terjadi dalamsuatu peristiwa, baik yang berupa musibah atau pengalaman. Abd Al-Rahman AlNahlawi, mendefinisikan ibrah dengan kondisi psikis yang menyampaikanmanusia untuk mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehinggakesimpulannya dapat mempengaruhi hati, lalu mendorongnya kepada perilakuberfikir sosial yang sesuai (An Nahlawi, 1992: 390). Tujuan pedagogis daripengambilan pelajaran adalah mengantarkan manusia pada kepuasan pikirtentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik atau menambahperasaan keagamaan para peserta didik.4. Strategi Pemberian NasehatRasyid Ridha seperti dikutip Burhanudin mengartikan nasehat(mauidzah) sebagai peringatan atas kebaikan dan kebenaran, dengan jalan apasaja yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk mengamalkan.Metode mauidzah harus mengandung tiga unsur, yakni uraian tentang kebaikandan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang, misalnya: tentang sopansantun, motivasi untuk melakukan kebaikan, dan peringatan tentang dosa yangmuncul dari adanya larangan, bagi dirinya dan orang lain (Burhanudin, 2001: 58).5. Strategi Pemberian Janji dan Ancaman (targhib wa tarhib)Targhib adalah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senangterhadap sesuatu maslahat, kenikmatan, atau kesenangan akhirat yang pasti danbaik, serta membersihkan diri dari segala kotoran (dosa) yang kemudianditeruskan dengan melakukan amal saleh. Hal itu dilakukan semata-mata demimencapai keridlaan Allah. Sedangkan tarhib adalah ancaman dengan siksaansebagai akibat melakukan dosa atau kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau8Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswaakibat lengah dalam menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah, Dengankata lain, tarhib adalah ancaman dari Allah yang dimaksudkan untukmenumbuhkan rasa takut pada para hamba-Nya dan memperlihatkan sifat-sifatkebesaran dan keagungan Ilahiyah, agar mereka selalu berhati-hati dalambertindak (an Nahlawi, 1992: 412).6. Strategi ketegasandankebijaksanaan. Ketegasan maksudnya seorang pendidik harus memberikan sanksipada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anak didik, sedangkankebijaksanaan mengharuskan seorang guru memberikan sanksi sesuai denganjenis pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau dorongan-dorongan lain. Ta’ziradalah hukuman yang dijatuhkan pada anak didik yang melanggar. Hukuman inidiberikan bagi yang telah berulangkali melakukan pelanggaran tanpamengindahkan peringatan yang diberikan (Burhanudin, 2001: 59).Muhammad Alim memberikan kontribusi strategi internalisasi nilai-nilai PAI disekolah dari guru kepada siswa melalui lima pendekatan, yakni pendekatanindoktrinasi, pendekatan moral reasoning, pendekatan forecasting concequence,pendekatan klasifikasi nilai, dan pendekatan ibrah dan amtsal. Pendekatan indoktrinasiadalah pendekatan yang digunakan oleh guru dengan maksud untuk mendoktrinasikanatau menanamkan materi pelajaran dengan unsur memaksa untuk dikuasai siswa.Pendekatan moral reasoning adalah pendekatan yang digunakan oleh guru untukmenyajikan materi yang berhubungan dengan moral melalui alasan-alasan logis untukmenentukan pilihan yang tepat. Pendekatan forecasting concequence adalahpendekatan yang digunakan oleh guru untuk mengajak siswa menemukan akibatakibat yang ditimbulkan dari suatu perbuatan. Pendekatan klasifikasi nilai adalahpendekatan yang digunakan guru untuk mengajak siswa menemukan suatu tindakanyang mengandung unsur-unsur nilai (baik positif maupun negatif) dan selanjutnya akanditemukan nilai-nilai yang seharusnya dilakukan. Pendekatan ibrah dan amtsal adalahEdureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 20179

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswasuatu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam menyajikan materi dengan maksudsiswa dapat menemukan kisah-kisah dan perumpamaan-perumpamaan dalam suatuperistiwa, baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi (Alim, 2006: 13).Selanjutnya Muhaimin menjelaskan bahwa strategi untuk membudayakan nilainilai agama di sekolah dapat dilakukan melalui : (1) Power strategi, yakni strategipembudayaan agama di sekolah/madrasah dengan cara menggunakan kekuasaan ataumelalui people’s power, dalam hal ini peran kepala sekolah/madrasah dengan segalakekuasaannya sangat dominan dalam melakukan perubahan ; (2) persuasive strategy,yang dijalankan lewat pembentukan opini dan pandangan masyarakat wargasekolah/madrasah; dan (3) normative re-educative, artinya norma yang berlaku dimasyarakat termasyarakatkan lewat education, dan mengganti paradigma berpikirmasyarakat sekolah/madrasah yang lama dengan yang baru. Pada strategi pertamatersebut dikembangkan melalui pendekatan perintah dan larangan atau reward danpunishment, sedangkan strategi kedua dan ketiga tersebut dikembangkan melaluipembiasaan, keteladanan, dan pendekatan persuasif atau mengajak pada warganyadengan cara yang halus, dengan memberikan alasan dan prospek baik yang bisamenyakinkan mereka (Muhaimin, 2006: 136). Para pengambil kebijakan pada lembagapendidikan di setiap satuan pendidikan dapat mengadopsi strategi internalisasi nilaidalam membentuk karakter siswa yang cocok dengan kondisi obyektif disekolah/madrasah yang dikelola.KesimpulanProblematika yang dihadapi dalam PAI harus dicari solusinya. PAI yang selama inilebih berkonsentrasi pada persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif dankurang concern pada persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama yangkognitif menjadi “makna’’ dan “Nilai” yang perlu di reaktualisasi dengan menerapkanstrategi dalam membentuk karakter siswa yang efektif. Implementasinya dapatmengadopsi teori-teori strategi internalisasi nilai yang meliputi: strategi keteladanan(modelling), strategi pembiasaan, strategi ibrah dan amtsal, strategi pemberiannasehat, strategi pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib), dan strategi10Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter Siswakedisiplinan. Model pendekatan internalisasi nilai-nilai PAI di sekolah dari guru kepadasiswa dapat melalui lima pendekatan, yakni pendekatan indoktrinasi, pendekatanmoral reasoning, pendekatan forecasting concequence, pendekatan klasifikasi nilai,dan pendekatan ibrah dan amtsal. Adapun strategi untuk membudayakan nilai-nilaiagama di sekolah dapat dilakukan melalui : Power strategi, persuasive strategy, dannormative re-educative strategy. Dengan penerapan strategi tersebut diharapkan akantercipta peserta didik yang berkarakter yang dapat dijadikan sebagai kader penerusperjuangan bangsa di masa mendatang.Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 201711

Strategi Internalisasi Nilai-Nilai PAI dalam Membentuk Karakter SiswaDAFTAR PUSTAKAAlim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran danKepribadian Muslim, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.A’la, Abdul, Pendidikan Agama yang mencerahkan, Kompas, 4 Januari 2002.An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Terj. Dahlan& Sulaiman, Bandung: CV.Diponegoro, 1992.Burhanudin, Tamyiz, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak, Yogyakarta:ITTAQA Press, 2001.Daradjat, Zakiyah, Kesehatan mental, Jakarta, Gunung Agung, 1983.Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan dan Pendidikan Budaya & KarakterBangsa: Pedoman Sekolah, Jakarta, 2009.Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, Malang: UMM Press, 2006.Latif, Abdul, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, Bandung: Refika Aditama,2005.Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: RemajaRosdakarya, 2014.Madjid, Nurcholis, pengembangan nilai-nilai Islami dalam pembelajaran PAI di SMA, ElHikam Press, 2013.Ma’arif, Syafi’i, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia, Yogyakarta :TiaraWacana, 1991.Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.Mulyasa, E., Manajemen Pendidikan Karakter, Bandung Rosdakarya, 2011.Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islami, Bandung, Rosda Karya, 2010.Tatapangarsa, Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya: Bina Ilmu, 1990.Tloha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jogjakarta, Pusteki Pelajar, 1996.12Edureligia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017

pemberian janji dan ancaman (targhib wa tarhib), dan strategi kedisiplinan. Pembahasan dalam naskah ini akan dilengkapi dengan model pendekatan internalisasi nilai-nilai PAI di sekolah dari guru kepada siswa melalui lima pendekatan, yakni pendekatan indoktrinasi, pendekatan moral reasoning,