
Transcription
ANALISA PENERAPAN NILAI-NILAI MAQASHID SYARIAHPADA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANGPENGELOLAAN ZAKATTesisDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Magister HukumDalam Bidang Hukum Ekonomi SyariahOleh:ZarkasihNIM. 217420296PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAHPASCASARJANA MAGISTER (S2)INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA2021 M/ 1442 H
ANALISA PENERAPAN NILAI-NILAI MAQASHID SYARIAHPADA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011 TENTANGPENGELOLAAN ZAKATTesisDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Magister HukumDalam Bidang Hukum Ekonomi SyariahOleh:ZarkasihNIM. 217420296Di Bawah BimbinganDr. Syarif Hidayatullah, S.S.I., M.A., MCHCDr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPAPROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAHPASCASARJANA MAGISTER (S2)INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA2021 M/ 1442 H
MOTTOِِۡۡۡ ا َّن َم َع العُسر يُسًرا MAKA SESUNGGUHNYA BERSAMAKESULITAN ADA KEMUDAHANiv
بسمميحرلا نمحرلا هللا KATA PENGANTARAlhamdulillah, segala puji serta syukur hanyalah ke hadirat Allah SWT, atasrahmat, taufiq, hidayah dan maunah-Nya sehingga penyusunan tesis yangberjudul “Tinjauan Tinjauan Maqashid Syariah Tentang Zakat Di Indonesia(Studi Relevansi UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat) dapatdiselesaikan oleh penulis.Shalawat dan salam, semoga tercurahkan kepada junjungan alam BagindaNabi Muhammad Saw, kepada keluarga dan para sahabat yang menjadicontoh tauladan dalam kehidupan sehari-hari.Selama penulisan tesis ini penulis menyadari banyak rintangan dan kesulitanyang dihadapi. Namun adanya dukungan dari semua pihak serta ridha AllahSWT, penyusunan tesis ini dapat terselesaikan maupun masih jauh darikesempurnaan.Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studiProgram Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Penulismenyadari bahwa tesis ini dapat selesai karena bantuan, dukungan danbimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan penghormatan danterimakasih kepada:1.Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Ibu Prof. Dr. Hj.Huzaemah Tahido Yanggo, MA2.Wakil Rektor I IIQ Jakarta Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH, M.Hum.Wakil Rektor II, Bapak Dr. H.M. Dawud Arif Khan, M.Si, dan WakilRektor III Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag3.Direktur Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Bapak Dr.H. Muhammad Azizan Fitriana, Lc, MAv
4.Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Bapak Dr. SyarifHidayatullah, S.S.I., M.A., MCHC5.Bapak Dr. H.M. Dawud Arif Khan, M.Si dan Bapak Dr. SyarifHidayatullah, S.S.I., M.A., MCHC sebagai dosen pembimbing tesisyang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan,perbaikan, dan petunjuk dengan sabar kepada penulis sehingga dapatmenyelesaikan tesis ini.6.Para Dosen Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yangtelah memberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis menempuhpendidikan di Program Pascasarjana IIQ Jakarta.7.Seluruh Staf Pascasarjana Institu Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yangtelah membantu dari proses awal hingga akhir penulisan tesis.8.Paman kami, Dr. H.M. Nadratuzzaman Hosen, yang selalu memberikanarahan, dukungan dan petunjuk untuk penulis.9.Bapak Dr. H.M. Ziyad Ulhaq, Ibu Reksiana, MA.Pd, Sahabat M.Bachrul Muhtasib, M.Si dan sahabat Saiful Anam, S.Hum yang bersediadijadikan tempat berdiskusi dalam penyelesaian tesis ini.10. Teristimewa kepada Kedua Orang Tua, (alm) ayahanda H. ZakariaMinan dan Ibunda Hj. Hamimah, H. Nailun Najah (alm) dan IbuWasmini (mertua) yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatianserta motivasi kepada penulis.11. Istriku Rabiatul Adawiyah, S.Hum dan anak-anakku tercinta yangsenantiasa memberikan doa dan dukungan dalam penulisan tesis ini.12. Kepada teman-teman mahasiswa/mahasiswi Pascasarjana Institul IlmuAl-Qur’an (IIQ) Jakarta, teman seperjuangan yang telah bersama-samaselama di perkuliahan.vi
13. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis iniyang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyakterimakasih.Jakarta,Penulisvii1442 H2020M
PEDOMAN TRANSLITERASITransliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjadyang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan tesis di Program PascasarjanaIIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:1. Konsonan أ :a ط : th ب :b ظ : zh ت :t ع :‘ ث : ts غ : gh ج :j ف :f ح :h ق :q خ : kh ك :k د :d ل :l ذ : dz م :m ر :r ن :n ز :z و :w س :s ه :h ش : sy ء :’ ص : sh ي :y ض : dhviii
2. VokalVokal TunggalFathah:aKasrah:iDhammah:uVokal PanjangVokal Rangkap آ ي ْ َ ي .ْ و .َ و :ā:ī: ai: au:ū3. Kata sandang ) ال qamariyah.alif lam ( ) ال a. Kata sandang yang diikuti alif lam (Kata sandang yang diikuti olehqamariyahditransliterasikan sesuai bunyinya. Contoh: البقرة املدينة : al-Baqarah: al-Madīnah ) ال syamsiah.lam ( ) ال syamsiyahb. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (Kata sandang yang diikuti oleh alifditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depandan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل : ar-rajul الشمس : asy-syams السيدة الدارمي : as-Sayyidah: ad-Dārimīc. Syaddah (Tasydīd)Syaddah (Tasydīd dalam sistem aksara Arab digunakan lambang( ّ ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan denganhuruf, yaitu dengan cara menggandengkan huruf yang bertandatasydīd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydīd yangberada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelahkata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:xi
َّاْابلله ْ آمن ْالسفهاء ُّ آمن ْ إه َّنْالَّ هذين ْ الرَّك هع ُّ و :Āmannā billāhi: Āmana as-Sufahā’u: Inna al-ladzīna: wa ar-rukka’i )ة Ta marbūthah ( ) ة apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti olehd. Ta marbūthah (kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadihuruf “h”. Contoh: الْﻓﺌهدة اْل هامعةُ ه ُ ْاْلسَل هميَّْة : al-Af’idah: al-Jāmi’ah al-IslāmiyyahSedangkan ta marbūthah ( ) ة yang diikuti atau disambungkan (diwashal) dengan kata benda (isim), maka dialihaksarakan menjadihuruf “t”. Contoh:ٌ ع هاملةٌَْن هصبْة اْليةْال ُكب رى : ‘Āmilatun Nāshibah: al-Āyat al-Kubrāe. Huruf KapitalSistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akantetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuanPedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), sepertipenulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada PUEBIberlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)atau cetak tebal (bold) dan ketenyuan lainnya. Adapun untuknama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yangditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya.x
Contoh: ‘Alī Hasan al-‘Āridh, al-‘Asqallānī, al-Farmawī danseterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dana namanama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an,Al-Baqarah, Al-Fātihah dan seterusnya.xi
DAFTAR ISIPERSETUJUAN PEMBIMBING . iLEMBAR PENGESAHAN TESIS . iiPERNYATAAN PENULIS . iiiMOTTO . ivKATA PENGANTAR . vPEDOMAN TRANSLITERASI . viiiDAFTAR ISI. xiiABSTRAK . xvBAB I:PENDAHULUAN . 1A.Latar Belakang Masalah . 1B.Permasalahan . 141. Identifikasi masalah . 142. Pembatasan Masalah . 153. Perumusan Masalah . 15BAB II:C.Tujuan Penelitian . 15D.Kegunaan Penelitian . 16E.Tinjauan Pustaka . 16F.Metodologi Penelitian . 26G.Sistematika Penelitian . 28PENGELOLAAN ZAKAT DAN MAQASHID SYARIAH. 29A.Pengelolaan Zakat . 291. Definisi Zakat. 292. Dasar Hukum Zakat . 403. Manfaat Pengelolaan Zakat. 644. Unsur-Unsur Dalam Pengelolaan Zakat . 71xii
5. Strategi Pengelolaan Zakat . 87B.Maqashid Syariah . 921. Pengertian Maqashid Syariah . 922. Nilai-Nilai Maqashid Syariah . 973. ManfaatNilai-NilaiMaqashidSyariahDalamPengelolaan Zakat . 1004. Penerapan Nilai-Nilai Maqashid Syariah DalamPengelolaan Zakat . 102BAB III :PENERAPAN NILAI-NILAI MAQASHID SYARIAHPADA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2011TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT. 107A. Sejarah Lahirnya UU No. 23 Tahun 2011 . 107B. Penghimpunan Zakat Dalam Undang-Undang No. 23Tahun 2011 . 125C.Pendistribusian Zakat Dalam Undang-Undang No. 23Tahun 2011 . 138D.Pendayagunaan Zakat Dalam Undang-Undang No. 23Tahun 2011 . 145BAB IV:ANALISAUNDANG-UNDANG PENGELOLAANZAKAT NO. 23 TAHUN 2011 DAN RELEVANSINYADENGAN NILAI-NILAI MAQĀSHID SYARIAH . .151A. Nilai-Nilai Maqashid Syariah Dalam UU No. 23 Tahun2011 tentang Pengelolaan Zakat. 151B. Relevansi UU No. 23 Tahun 2011 tentang PengelolaanZakat Dengan Nilai-Nilai Maqashid Syariah. 162xiii
BAB V:PENUTUP . 171A. Kesimpulan . 171B. Saran . 172DAFTAR PUSTAKA . 175xiv
AbstrakNamaNIMJudul: Zarkasih: 217420276: Analisa Penerapan Nilai-Nilai Maqashid Syariah PadaUndang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang ZakatLatar belakang penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai-nilai maqāshid syariah yangterdapat dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat sertarelevansinya dalam penerapan Undang-Undang pengelolaan zakat tersebut. Amanah dalamUndang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat adalah pengelolaan yangefektif, efisien dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan syariah Islamdengan tolak ukur relevan dengan nilai-nilai maqāshid syariah.Metode penelitian tesis ini termasuk penelitian kualitatif, dengan menggunakanmetode analisis isi (content analysis), yaitu menarik kesimpulan dengan mengidentifikasikarakteristik pesan atau konsep yang terdapat dalam data. Selain itu, penelitian tesis ini jugamenggunakan pendekatan Sosiologi Hukum, yaitu membahas permasalahan penelitiandengan pendekatan perundang-undangan dan peraturan pemerintah, khususnya UndangUndang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Sumber data primer dalampenelitian ini adalah UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, maqāshid syariahdan kitab-kitab fikih. Sumber data sekunder adalah karya-karya ilmiah lainnya yang relevandengan penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan: Pertama, UU No. 23 Tahun 2011 tentangPengelolaan Zakat di Indonesia sudah mengandung nilai-nilai maqāshid syariah yang terdiridari ḥifzh al-dīn (menjaga agama), ḥifzh al-nafs (menjaga jiwa), ḥifzh al-‘aql (menjaga akal),ḥifzh al-nasl (menjaga keturunan) dan ḥifzh al-māl (menjaga harta). Kedua, penerapan UUNo. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat memiliki relevansi yang jelas dengan nilainilai maqāshid syariah. Relevansi tersebut terlihat bagaimana Undang-Undang tersebutmengatur amil, orang yang wajib mengeluarkan harta zakat (muzaki), siapa saja yangberhak menerima zakat (mustahik), serta proses pengumpulan, pendistribusian danpendayagunaan dana zakat untuk mensejahterakan mustahik dengan berbagai macamprogram yang sesuai dengan nilai-nilai maqāshid syariahKata Kunci: Zakat, amil, muzaki, mustahik, UU No. 23 Tahun 2011, maqāshid syariahxv
ملخص االسم : زركاشى الرقم الجامعي 771074712 : الموضوع : تحليل تطبيق لمقاصد الشرعية في قانون الزكاة رقم 32 لسنة 7477 بشأن الزكاة تتمثل خلفية هذا البحث في تحليل قيم المقاصد الشرعية الواردة في القانون رقم 72 لسنة 7477 بشأن إدارة الزكاة وأهميتها في تطبيق قانون إدارة الزكاة في عملية تحصيل أموال الزكاة وتوزيعها واالستفادة منها . والتفويض في القانون رقم 72 لسنة 7477 بشأن إدارة الزكاة هو إدارة الزكاة التي تتسم بالنفاذ والفعال وتحقق رفاهية المجتمع وفقًا للشريعة اإلسالمية مع معايير مالئمة إلدارة الزكاة بقيم المقاصد الشريعة . أما منهج البحث لهذا البحث فهي البحث النوعي يستخدم طريقة تحليل المحتوى التي تتمثل في استخالص النتائج من خالل تحديد خصائص الخطاب أو المفاهيم الموجودة في البيانات . باإلضافة إلى ذلك ، ضا منهج علم االجتماع القانوني الذي يناقش مشاكل البحث مع نهج القوانين واألنظمة يستخدم هذا البحث أي ً الحكومية ، والسيما القانون رقم 72 لسنة 7477 بشأن إدارة الزكاة . أما المصدر األساسي في هذه الدراسة فهو قانون رقم 72 لسنة 7477 في شأن إدارة الزكاة والكتب عن المقاصد والفقه . والمصادر الثانوية فهي أعمال علمية أخرى ذات صلة بالبحث . تشير نتائج هذه الدراسة إلى : أو ً ال ، أن قانون رقم 72 لسنة 7477 في شأن إدارة الزكاة بإندونيسيا يحتوي على قيم المقاصد الشرعية التي تتكون من حفظ الدين ، حفظ النفس ، حفظ العقل ، حفظ النسل ، وحفظ المال . ثانياً ، لتطبيق القانون رقم 72 لسنة 7477 بشأن إدارة الزكاة عالقة واضحة بقيم المقاصد الشرعية . ويوضح هذا الربط أن القانون ينظم كيفية عملية ألميل زكاة ( BAZNAS و ، )LAZ األشخاص الملزومين بإصدار أصول الزكاة (المزكي) ، والذين يحق لهم الحصول على الزكاة (مستحيق) ، وكذلك عملية الجمع والتوزيع واالستخدام ألموال الزكاة ألجل رفاهية المستحق بخالل أنواع البرامج المختلفة التي تتفق مع مبادئ المقاصد الشرعية بهدف إفادة الناس في الدنيا و اآلخرة . كلمات مفتاحية : زكاة ، عامل ، LAZ ، BAZNAS ، مزكي ، مستحق ، قانون رقم 72 لسنة ، 7477 مقاصد الشريعة xvi
AbstractNamaNIMJudul: Zarkasih: 217420276: The Analysis of the Application Maqashid Sharia Values in Law No. 232011 about Zakat ManagementThe background of this research is to examine the maqāshid sharia values in LawNo. 23 2011 about Zakat Management and its relevance in the application of zakatmanagement law. Mandate in Law No. 23 2011 about zakat management is an effectivemanagement, efficient and creates social welfare in accordance with Islamic sharia byrelevant benchmarks to the values of maqāshid sharia.This thesis research method is a qualitative that uses content analysis method,which draws conclusions by identifying the characteristics of messages or conceptscontained in the data. In addition, this thesis research also uses the Sociology of Lawapproach, which discusses research problems with the approach of laws and governmentregulations, especially Law No. 23 2011 about Zakat Management. The primary datasource in this study is Law no. 23 2011 about Zakat Management, maqāshid shariaand fiqh books. Secondary data sources are other scientific works that are relevant to thisresearch.The results of this study indicate: First, Law no. 23 2011 about ZakatManagement in Indonesia has already contained maqāshid sharia values that consists ofḥifzh al-dīn (keep ing the religion), ḥifzh al-nafs (keeping the soul), ḥifzh al-'aql(keeping the sense), ḥifzh al-nasl (keeping the offspring) and ḥifzh al-māl (keepingthe treasure). Second, the application of Law no. 23 2011 about Zakat Management hasclear relevance to the values of maqāshid sharia. The releva nce can be seen how the Lawregulates amil, people who are obliged to pay zakat (muzaki), people who are entitled toreceive zakat (mustahik), as well as the process of collecting, distributing and utilizing zakatfunds for the welfare of mustahik with various pro grams in accordance with maqāshidsharia valuesKeywords: Zakat, amil, muzaki, mustahik, Law no. 23 2011, maqāshid shariaxvii
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahZakat salah satu rukun Islam yang memiliki corak sosial ekonomidan merupakan salah satu komponen penting dalam sistem ekonomiberdasarkan syariat Islam. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensivertikal (hablum minallāh) dan juga memiliki dimensi horisontal (hablumminannās) serta mampu menyentuh wilayah moral, sosial, dan ekonomi,karena zakat diberikan kepada pihak yang membutuhkan.1Perintah mengeluarkan zakat telah diatur dalam banyak ayat AlQur’an, di antaranya ialah: الص ٰلو َة َو ٰاتُوا َّالز ٰكو َة َو ْار َك ُع ْوا َم َع َّالرا ِك ِع ْ َي َّ َو َا ِق ْي ُموا “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah besertaorang-orang yang ruku’” (QS. Al-Baqarah [2]: 43)ِ خ ْذ ِمن اَمواِلِِم صدقَة تطَ ِهرهم وت َزكِي ِهم ِِبا وص ِل علَي ِه ْۗم ا َّ ك ن َ َ ص ٰلوت َ ْ ْ َ َ َ َ ْ ْ َُ ْ ُُ ُ ً َ َ ْ َ ْ ْ ُْۗ َس َك ٌن َِّلُْم َو ٰاّللُ ََِسْي ٌع َعلِْي ٌم “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah[9]: 103).Perintah zakat berdasarkan sabda Rasulullah Saw:ِ قَ َال َر ُس ْو ُل : قَ َال , هللا َعْنْ ُ َما : هللا عَلَ ْي ِه َو َس َّ ََّل ُ هللا َص َّل ُ ِض َ ِ َع ِن ا ْب ِن ُ َُع َر َر ِ هللا َو َا َّن ُم َم َّم ر َر ُس ْو ُل هللا ُ َّ َشهَا َد ِة َا ْن َْل ِا ٰ َل ِاْل : ب ُ ِ َن ْ ِاْل ْس ََل ُم عَ ََل َ َْخ ٍس 1Kutbuddin Aibak, Zakat dalam Perspektif Maqashid Syariah, Jurnal Ahkam,Volume 3 No. 2 tahun 2015, h. 1991
22) َو َص ْو ِم َر َمضَ َان (رواه البخارى و مسَّل ٬ َوالْ َم ِج ٬ َو ِايْ َتا ِء َّالز ََك ِة ٬ الص ََل ِة َّ َو ِاقَا ِم “Islam itu ialah: Bahwa engkau bersaksi sesungguhnya tiadaTuhan selain Sllah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksankan haji, dan berpuasa dibulan Ramadhan.”Zakat mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negaradengan mekanisme subsidi ekonomi serta pemberdayaan dan pembinaanyang dapat menekan jumlah masyarakat ekonomi lemah (miskin). Olehkarena itu, zakat merupakan salah satu instrumen kebijakan fiskal negarayang memilik posisi penting dan juga dipandang sebagai salah satutatanan sosial ekonomi yang adil untuk membangun masyarakatsejahtera.3Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesardi dunia, dengan persentase 85% dari total populasi masyarakat Indonesiayang berjumlah 270,20 juta penduduk. Jumlah ini menjadikan Indonesiasebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Melihat faktatersebut zakat merupakan potensi yang sangat besar serta menjadi asyarakat.Pemerintah dapat mengelola dana zakat atau mendorong pengelolaandana zakat tersebut untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Datapenduduk miskin Indonesia mencapai 9,78% yang dikeluarkan olehBadan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret tahun 2020, angka tersebut2Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Kairo:Dar al Bayan, 2005), h. 7. Lihat Juga Al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj,Shahih Muslim, (Kairo: Dar Ibn al-Haitsami, 2001), h. 153Muhammad dan Ridwan Mas’ud, Zakat dan Kemiskinan InstrumenPemberdayaan Ekonomi Umat, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h. 60
3setara dengan jumlah 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orangdibandingkan dengan kondisi September 2019.4Besarnya jumlah penduduk Indonesia yang menganut agama Islamtersebut, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensiyang sangat besar bagi terhimpunnya dana zakat di Indonesia. Potensipenerimaan zakat di Indonesia diasumsikan bisa mencapai puluhan triliunsampai ratusan triliun rupiah.5Potensi penerimaan dana zakat ini dapat dilihat dari berbagai studidan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga, di antaranyaadalah:1. Penelitian yang dilakukan tahun 2011 oleh BAZNAS dan FEM IPByang merilis potensi dana zakat di Indonesia mencapai Rp 217triliun/tahun.62. Studi yang dilakukan oleh Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS)Fakultas Ekonomi (FE) UI tahun 2009, bahwa potensi dana zakatyang dapat terhimpun sebesar Rp 12,7 triliun dengan asumsi jumlahmuzakki yang mengeluarkan kewajiban zakat mencapai 95 persen.73. Potensi zakat nasional yang dapat dihimpun dari muzaki mencapai Rp19,3 triliun per tahun. Jumlah potensi dana zakat ini berdasarkan hasilpenelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah ik-menjadi-9-78-persen.html diakses 10 Februari 2020 pukul21.00 WIB5Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat (MengkomunikasikanKesadaran & Membangun Jaringan), (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), h. 136137.6Nurul Huda, et.al, Zakat Perspektif Mikro-Makro Pendekatan Riset, (Jakarta:Prenada Media, 2015), h. 287BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017, (Jakarta: Puskas BAZNAS, 2016),h. 68BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017, (Jakarta: Puskas BAZNAS, 2016),h. 6
44. Potensi dana zakat yang dapat dihimpun berkisar antara 10 hingga 15triliun per tahun, jumlah ini merupakan hasil penelitian PIRAC(Public Interest Research and Advocacy Center).95. Potensi dana zakat pada tahun 2020 mencapai Rp. 327,6 triliun yangditeliti oleh Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IIPZ) tahun 2019 danPuskas BAZNAS tahun 2020.10Potensi besar tersebut belum mampu dihimpun secara maksimaloleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ). Berdasarkan data yangdikeluarkan oleh BAZNAS tahun 2011 penerimaan zakat baru mencapaiRp 1,7 triliun dan mengalami peningkatan Rp 2,2 triliun pada tahun 2012,pada tahun 2013 terus mengalami peningkatan menjadi Rp 2,4 triliun.Tahun 2014 dana zakat yang dapat dihimpun mengalami peningkatanmenjadi 3,2 triliun. Tahun 2015 dana zakat terkumpul menjadi Rp 3,8triliun dan pada tahun 2020 mencapai 10,2 triliun, meskipun mengalami9Noor Aflah, Arsitektur Zakat Indonesia Dilengkapi Kode Etik Amil ZakatIndonesia, (Jakarta: UI-Press, 2009), h. 2510BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2021, (Jakarta: Puskas BAZNAS, 2021),h. 5
5peningkatan tetapi masih sangat jauh dengan potensi dana zakat yangdapat dicapai.11Besarnya potensi zakat tersebut sesungguhnya mampu memberikankontribusi yang nyata dalam permasalahan kemiskinan yang memangmenjadi masalah yang seakan-akan tidak ada ujung penyelesaiannya.Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dengan berbagaipermasalahannya. Permasalahan kemiskinan ini adalah salah satumasalah yang serius dalam kehidupan masyarakat. Masalah kemiskinanadalah masalah multidimensi yang dapat melibatkan semua aspekkehidupan sertamenimbulkan bahaya besar bagi umat manusia itusendiri, bahkan tidak sedikit karena persoalan kemiskinan terjatuh dalamkekufuran dan melakukan tindakan yang merugikan pihak lain.12Kemiskinan ini sesungguhnya dapat ditekan dan dikurangi apabilaterdapat pemerataan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, sertaupaya yang dilakukan oleh para muzaki (orang yang memiliki kelebihanharta) untuk selalu memberikan perhatian terhadap mustahik (orang yangmemiliki kekurangan harta) dengan tujuan tidak menumpuknya hartahanya pada segelintir orang yang memiliki kelebihan harta saja. Dengandemikian diharapkan terjadi pendistribusian pendapatan yang merata.13Optimalisasi pengelolaan dana zakat di Indonesia dapat menjadisalah satu upaya yang fundamental untuk mengentaskan atau mengatasimasalah kemiskinan di masyarakat. Hal ini karena zakat merupakansumber dana yang selalu tersedia dan tidak akan pernah kering dan habis.Zakat akan terus memiliki manfaat untuk kepentingan dan kesejahteraan11BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2021, (Jakarta: Puskas BAZNAS,2016),h. vii12Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), h. 2413Ahmad Attabik, Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan, JurnalZISWAF, Vol. 2, No. 2, tahun 2015, h. 340
6masyarakat selama umat Islam yang memiliki kelebihan harta (muzaki)selalu memiliki kesadaran untuk menunaikan kewajiban berzakat.14Zakat dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosialekonomi bagi umat Islam. Artinya, pendayagunaan zakat yang dikelolatidak hanya terbatas pada orientasi konvensional-konsumtif saja, tetapidana zakat dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umatyang bersifat produktif atau disebut dengan zakat produktif, sepertimemberikan modal usaha bagi mereka yang memerlukan. Program zakatproduktif ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mengentaskankemiskinan dan pengangguran di masyarakat.Jika kita cermati pada masa Nabi Muhammad Saw sampai denganKhulafa al-Rasyidin, bahwa pendayagunaan zakat merupakan ujungtombak untuk memberikan jaminan kesejahteraan umat pada masa itu.Zakat diberdayakan secara optimal dan maksimal. Hal ini terus berlanjutsampai pada masa tabi’in, kesejahteraan umat Islam yang kurang mampubenar-benar diperhatikan dan dipenuhi.Pentingnya zakat dalam sendi kehidupan dan sebagai salah satu darirangkaian ibadah bagi umat Islam, dapat kita lihat dalam peristiwasejarah yang terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq yangmerupakan khalifah pertama umat Islam bisa dijadikan sebagai contoh.Pada masa Khalifah yang pertama ini, terdapat kelompok umat Islamyang menolak untuk melaksanakan kewajiban menunaikan zakat danumat Islam yang keluar dari Islam (murtad) dengan alasan terputusnyaperjanjian dengan Nabi Muhammad Saw setelah beliau meninggal.Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq dengan tegas memerangi mereka denganalasan bahwa orang yang mampu tetapi tidak mau menunaikan zakat14Yusuf al-Qaradhāwi, Hukum Zakat, (Bogor: Litera Antar Nusa, 1993), h. 881
7sama dengan orang murtad (keluar dari Islam). Peristiwa sejarah tersebutmenegaskan betapa pentingnya keberadaan zakat dalam Islam.15Pentingnya peran zakat dapat kita lihat dalam pengembanganekonomi masyarakat pada masa kepemimpinan Khalifah Umar ibn AbdulAziz. Pada masa itu umat Islam berada dalam keadaan yang sangatsejahtera dan makmur, salah satunya berkat optimalisasi dana zakat. Padamasa ini masyarakat benar-benar dalam kehidupan yang sejahtera,sampai-sampai dana zakat yang terkumpul oleh Khalifah Umar bin AbdulAziz diberdayakan ke luar negeri, membantu masyarakat di luar wilayahkekuasaannya agar dapat hidup lebih layak dan sejahtera. Sejarah padamasa Umar ibn Abdul Aziz ini memperlihatkan zakat yang ditunaikanoleh orang yang mampu (muzaki) kepada orang yang berhakmenerimanya (mustahik) berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat.Negara yang masyarakatnya sejahtera akan jauh lebih aman dan damaidisebabkan kebutuhan pokok masyarakatnya terjamin.16Berangkat dari kenyataan tersebut, hakikatnya zakat itu memangdiperuntukkan bagi orang-orang yang kurang mampu (fakir miskin).Orang kaya memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian kepada simiskin. Sebaliknya, bagi si miskin memiliki hak atas harta yang dimilikioleh si kaya. Penunaian kewajiban zakat dari muzaki ini selain untukmensucikan harta kekayaan dan jiwanya, memiliki tujuan agar harta tidakberputar pada si kaya saja (muzakki), sehingga penunaian zakat membawakemaslahatan bagi kaum miskin papa (mustahik).Keberadaan zakat seperti pembahasan singkat di atas, sudahseharusnya menjadi referensi bagi umat Islam, begitupula dengan umat15Izzudin Baliq, Minhaj al-Shalihin, alih bahasa Moh. Zuhri, (Indonesia: DarulIhya, 1983), h. 30716Soffan Islam, dalam Noor Aflah, ed., Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia,(Jakarta: Forum Zakat, 2011), h. 131
8Islam Indonesia dengan tujuan agar zakat yang dikelola menjadi alatterjadinya transfer sebagian harta dari yang berlebih kepada mereka yangmasih berada di bawah garis kemiskinan.Pengelolaan zakat di Indonesia pada awal kemerdekaan (OrdeLama) sampai pada masa Orde Baru belum mendapat perhatian langsungdari pemerintah. Situasi ini membuat keinginan masyarakat agarpengelolaan zakat mendapatkan payung hukum dalam bentuk UndangUndang yang ditunjukkan dalam sejumlah seminar. Akan tetapi, Upayaini tidak berjalan dengan baik dan kurang mendapat respon daripemerintah.17Keadaan yang cukup menarik, ketika belum adanya UndangUndang terkait pengelolaan zakat, justru lembaga pengelola zakatbentukan pemerintah provinsi bermunculan yang disebut dengan BAZIS(Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah) yang dimulai oleh pemerintahprovinsi DKI Jakarta pada tahun 1968, kemudian disusul oleh KalimantanTimur pada tahun 1972, Sumatera Barat tahun 1973, Lampung tahun1975, Sulawesi Utara tahun 1985, Sulawesi Selatan tahun 1985 danBengkulu tahun 1989.Selain itu, korporasi turut serta membentuk lembaga amil zakat,seperti berdirinya BAMUIS BNI pada tahun 1967, LAZ YAUMIL PTBontang LNG didirikan pada tahun 1986 serta lembaga pengelola zakatyang murni merupakan prakarsa masyarakat seperti Yayasan Dana SosialAl Falah (1987), Dompet Dhuafa Republika (1994), Rumah ZakatIndonesia (1998), Pos Keadilan Peduli Umat (1999), dan DPU DarutTauhid (1999).1817Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia Diskursus Pengelolaan ZakatNasional, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), h. 3818Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia, h. 4
11. Istriku Rabiatul Adawiyah, S.Hum dan anak-anakku tercinta yang senantiasa memberikan doa dan dukungan dalam penulisan tesis ini. 12. Kepada teman-teman mahasiswa/mahasiswi Pascasarjana Institul Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, teman seperjuangan