Transcription

BAB IIIIdentifikasi Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di IndonesiaIndustri TPT Indonesia telah berkiprah cukup lama terhitung sejak 1970-andan hingga saat ini tetap konsisten dalam mengembangkan dan menjagakestabilannya. Merupakan peluang tepat bagi Indonesia untuk mengembangkanindustri TPT karena beberapa faktor yang mendukung terutama pada sumber dayamanusia (ketenagakerjaan) dan sumber daya alam (serat tekstil) yang melimpahsehingga dalam sub sektor industri di Indonesia, industri tekstil dan produk tekstillayak dijadikan sebagai industri strategis dan prioritas nasional. Industri TPTIndonesia merupakan salah satu industri TPT terbesar di dunia, selain India strukturindustri TPT Indonesia juga terintegrasi dari sektor hulu, sektor menengah dansektor hilir sehingga keterkaitan antara sektor industri lainnya sangat erat. Kekuatanindustri TPT tersebut tidak luput dari tenaga kerja yang mendukung secara kuatitasmaupun kualitas, tercatat jumlah tenaga kerja pada sektor industri TPT tahun 2016mencapai 3 juta tenaga kerja dan merupakan yang terbanyak diantara sub industrilainnya dengan nilai investasi mencapai Rp. 8,4 triliun. 39 Disisi lain dengandorongan dari banyak faktor tersebut, pada perkembangannya industri TPTIndonesia masih mengalami berbagai masalah.Okezone.com, 2016, Industri Tekstil Sumbang 3 juta Tenaga Kerja dan Investasi 8,45T, dalam dan-investasi-rp8-45-t diaskes pada (6/12/2017) pukul20.093959

Peluang dan tantangan dalam perdagangan internasional sangat banyak,perjalanan cukup panjang telah mengantar industri TPT Indonesia menemui banyakpermasalahan baik secara eksternal maupun internal. Hal tersebut tidak luput dariperubahan sistem global yang harus dipatuhi sebagai negara anggota WTO, terlebihpasca ATC dimana era perdagangan bebas dimulai industri TPT Indonesiamengalami dampak cukup besar seperti perubahan akses pasar (domestik dan luarnegeri), produksi nasional dan perubahan kebijakan ekspor impor oleh pemerintah.Adapun kendala-kendala produktifitas TPT dalam negeri juga cukupbanyak seperti biaya operasional yang mahal (listrik dan telpon), infrastrukturpelabuhan belum kondusif, mesin-mesin tua dan maraknya produk TPT ilegal. Haltersebut merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan para stakeholder industriTPT Indonesia menghadapi perdagangan TPT bebas.3.1Profil Industri TPT IndonesiaIndustri TPT Indonesia merupakan salah satu industri unggulan utamakhususnya dalam kegiatan perdagangan internasional yang mampu menempati 10besar negara produsen TPT dunia. Industri TPT juga cukup berkembang dalampeningkatan jumlah industrinya yang terus pada setiap dekade. Pada tahun 2001jumlah industri TPT yang aktif berjumlah 2.665 perusahaan. Menjelang memasukipasar TPT bebas, pemerintah Indonesia bersama para stakeholder berusahamemperbanyak jumlah industri manufaktur tersebut, terhitung sejak tahun 1995hingga 2001 pertumbuhan jumlah perusahaan TPT nasional bertambah 1,9%pertahunnya. Pada fase 1995-2001 pertumbuhan paling banyak terjadi pada tahun1996-1997 dengan total pertumbuhan mencapai 4,3% dan pada tahun 1999-200060

sebesar 2,0%. Pernambahan jumlah perusahaan paling banyak terjadi pada sektorindustri hilir atau produk tekstil khusunya kain bertambah 3,3% dan 3,0%pertahunnya.40Tabel 3.1 Jumlah Perusahaan Industri TPT di Indonesia 61,0071,0221,0341,0461,046Pakaian jadi723733795808816850860Produk tekstil493502516520521523525Total2,384 2,4212,5352,5672,5982,6492,665Industri TPT Indonesia memiliki potensi besar untuk menguasai pasarglobal, terlihat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan garmen atau produktekstil ternama dari Jepang, Inggris, AS dan beberapa negara Eropa yangmenggunakan bahan TPT nasional. Disamping itu merek-merek pakaian ternamadi dunia juga dihasilkan dari hasil tekstil Indonesia seperti Zara, Hugo Boss,Giorgio Armani, Guess, Mark and Spencer, Mango, H&M dan lain sebagainya.Chamroel Djafri, 2003, Gagasan Seputar Pengembangan Industri dan PerdaganganTPT (Tkestil dan Produk Tekstil), Jakarta, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) danCidesindo, hal 5541Ibid, hal 564061

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia mengatakan bahwa 80% produk ternama didunia bahan dasarnya dari tekstil Indonesia.42 Pada sektor produk tekstil khususseperti geotextile atau pakaian seragam, industri TPT Indonesia telah menguasaipada sektor seragam tentara yang mana produknya telah di ekspor ke 30 negaratermasuk tentara NATO.43 Prestasi yang telah diraih oleh industri TPT nasionalmemang cukup banyak terlihat dimana TPT Indonesia menjadi basis industri bagiperusahaan-perusahaan ternama dunia karena disamping itu perusahaan tersebutsecara tidak langsung telah mengankat produk tekstil Indonesia untuk diakui dipasar global. Disisi lain, dalam perkembangannya industri TPT nasional masihmengalami hambatan-hambatan yang cukup serius terlebih dari sisi internalsehingga hal tersebut berujung pada pendapatan nilai keuntungan yang fluktuatifsetiap tahunnya. Peluang yang besar diikuti dengan berbagai masalah hambatanyang terjadi di Indonesia akan mengantarkan industri TPT pada tekanan-tekananpersaingan kedepannya sehingga menghasilkan dampak-dampak baru bagi industriTPT Indonesia.3.1.1Struktur Industri TPT di IndonesiaIndonesia memiliki industri TPT yang unik yaitu tiga sub sektor yangterintegrasi dan mempunyai keterkaitan yang erat dari hulu ke hilir (up stream, midstream dan down stream). Hal tersebut tentu membuat kinerja dan hasil produksiDetik Finance, 2013, 80% Pakaian Bermerak Kelas Dunia Diproduksi di Indonesia,dalam ian-bermerek-kelas-duniadiproduksi-di-indonesia diaskes pada (7/12/2017) pukul 9.5043Badan Koordinasi Penanaman Modal, Opportunities by Sector, luang-berdasarkan-sektor/industri diaskespada (4/12/2017) pukul 10.564262

atau ekspor TPT yang berbeda mulai dari manajemen perusahaan, pasar ekspor,persaingan serta tantangan. Jumlah indsutri TPT dari dulu ke hilir terhitung sejaktahun 2013 adalah 2.900 industri yang aktif dan berencana akan terus ditambah,dengan kekuatan jumlah tersebut Indonesia mampu menggerakan pasar globaldengan memenuhi kebutuhan TPT dunia sebanyak 1,8%. 44 Peningkatan jumlahindustri TPT dan terbukanya pasar bebas diperhitungkan sebagai peluang besaruntuk meningkatkan ekspor dan devisa negara.a.Sektor Hulu (Up-Stream)Industri pada sektor hulu yang dimiliki Indonesia terdiri dari industri serat,pemintalan dan pencelupan. Pada industri serat tersebut masih dibagi menjadibeberapa sektor khusus yaitu serat alam, serat buatan dan serat filamen. Pada tahun2006 tepat setelah liberalisasi perdagangan TPT dimulai, industri TPT pada sektorhulu berjumlah 26 dan berhasil menggerakan pasar dengan total kapasitas terpasangsebanyak 1.077 ribu ton serat. Sebanyak 70% dari hasil serat pada sektor huludigunakan untuk pemintalan oleh sektor menengah dalam negeri dan sisanya 30%untuk ekspor ke luar negeri. Dengan hasil tersebut industri TPT Indonesia yangbergerak pada sektor hulu berhasil menempati posisi ketujuh sebagai negaraprodusen serat terbesar dunia.b.Sektor Menengah (Mid-Stream)Industri TPT Indonesia pada sektor menengah terdiri dari prosespemintalan. Pada tahun 2006, inudstri pada sektor menengah tersebut memiliki 204Kementrian Perindustrian, Tekstil Andalan Persaingan di ASEAN, til-andalan-persaingan-di-asean diaskespada (23/11/2017) pukul 01.134463

industri yang aktif dengan kapasitas terpasang 2,4 juta ton dan mempunyai jumlahmesin sebanyak 7.803.241 buah. Salah satu kendala inudstri TPT Indonesia dalamperkembangannya adalah mesin-mesin yang sudah tua terutama pada sektormenengah ini terhitung sebanyak 64% mesin-mesin tersebut digunakan sejak 1986.Hal tersebut tentu menjadi alasan kenapa industri TPT Indonesia pada sektor midstream hingga saat ini belum secara optimal memenuhi permintaan pasar dalamnegeri dan luar negeri. Sekitar lebih dari separuh dari hasil produksi TPT padasektor mid-stream tersebut dikonsumsi oleh pasar dalam negeri dan sisanya ke luarnegeri.c.Sektor Hilir (down-stream)Industri pada sektor hilir atau down-stream terdiri dari pertenunan,perajutan, pencelupan dan finishing. Jumlah industri yang bergerak di sektor inisebanyak 1.044 perusahaan dengan kapasitas terpasang 1.78 juta tong produktekstil. Dengan jumlah industri dan kapasitas produksi tersebut belum terlihatperkembangan sejak 2003 atau lima tahun terakhir. Diantara tiga sektor industriTPT yang terintegrasi sektor hilir lah yang paling memprihatinkan, faktor utamayang menjadi hambatan produksi adalah kekuatan mesin yang semakain melemahmulai dari mesin tenun, mesin rajut dan mesin finishing. Pada tahun 2006 jumlahmesin tenun yang aktif berjumlah 248.957 akan tetapi sekitar 66% dari jumlahtersebut berumur 20 tahun dan sekitar 26% berumur 10 tahun. Pada mesin rajutberjumlah 41.312 dan sebanyak 84% diantaranya telah berusia 20 tahun lebih.Sementara yang paling memperihatinkan pada mesin finishing yaitu sekitar 93%dari 349 unit mesin yang aktif telah berumur 20 tahun. Kondisi mesin yang64

memprihatinkan tersebut menjadi hambatan bersama yang dialami oleh industriTPT nasional, pasalnya pemerintah belum dapat memenuhi permasalahan tersebutmasih secara bertahap dan belum maksimal karena memang faktor financial yangbelum mencukupi untuk mengganti mesin-mesin tersebut, pasalnya biayarestrukturisasi mesin-mesin yang dianggarkan oleh pemerintah pada tahun 2015sebesar Rp. 100 milyar.45 Hal tersebut berdampak besar pada produksi sektormenengah yang lebih di dominasi oleh produk kain mentah dengan tujuan pasarekspor utamanya adalah negara-negara uni eropa dan timur tengah. Disisi lain padasektor garmen atau produk tekstil atau pakaian jadi yang paling unggul diantarasektor lainnya, tercatat pada tahun 2006 dengan jumlah 897 perusahaan garmen dantotal kapsitas produksi yang terpasang sebanyak 798 ribu ton, dari hasil kapasitasproduksi tersebut sebanyak 88% diekspor keluar negeri dengan pasar tujuan utamayaitu AS dan Uni Eropa lalu sisanya 12% dikonsumsi dalam negeri.463.2Industri Strategis dan Prioritas NasionalTekstil dan garmen merupakan produk unggulan nomor satu Indonesiadalam perdagangan internasional setelah elektronik dan karet. Sebagai produk yangrelatif tinggi pada tingkat konsumsi global tentu tingkat kompetisi perdaganganTPT semakin marak. Pemerintah menetapkan industri TPT sebagai salah satuKemenperin, Program Restrukturisasi Mesin atau Peralatan Industri TPT SertaIndustri Alas Kaki Tahun Anggaran 2015, rta-Industri-Alas-Kaki-Tahun-Anggaran-2015 diakses pada (6/12/2017)pukul 21.1946Emirna M, 2007, Mencermati Kinerja Tekstil Indonesia Antara Potensi dan Peluang,Economic Review No.209 hal 8. dalam gdl-erminamira-31285-1-tekstil.pdf (18/05/2017) Pukul 10.384565

industri yang strategis dan prioritas nasional dari sub-sektor industri lainnya, selainsebagai penghasil devisa negara juga sebagai “jaring pengaman sosial” karenamenyerap tenaga kerja yang cukup banyak.Komoditas TPT merupakan salah satu dari sepuluh komoditas utama nonmigas Indonesia dimana lima terbesar diantaranya adalah TPT, elektronik, sawitdan produk sawit, karet dan produk karet serta hasil produksi hutan. Produk yangdihasilkan industri TPT tersebut berhasil menghasilkan nilai ekspor terbesardiantara 10 komoditas ekspor utama tersebut. Ketua menteri perindustrianAirlangga Hartarto menegaskan bahwa:“pemerintah menetapkan industri TPT sebagai salah satu subsektor pada industri pengolahan yang dikategorikan sebagaiindustri yang strategis dan prioritas nasional”47Industri TPT Indonesia dapat dikatakan strategis dan prioritas nasional karenabeberapa faktor. Pertama, sebagai penyerap tenaga kerja terbanyak diantara subsektor lainnya, tercatat pada tahun 2016 sebanyak kurang lebih 3 juta pekerja yangaktif dalam industri manufaktur tersebut. Kedua, industri TPT ini meningkat padanilai investasinya, tercatat pada 2016 sebanyak Rp. 8,45 triliun total investasi padaindustri TPT di Indonesia yang secara tidak langsung juga menyumbangpembangunan negara dengan investasi tersebut. Ketiga, selain sebagai penyeraptenaga kerja dan nilai investasi yang terus bertambah, industri manufaktur tersebutjuga sebagai penyumbang terbesar terhadap devisa negara, tercatat pada tahun 2015Harian Nasional, Industri TPT Prioritas Nasional, prioritas-nasional diakses pada (6/12/2017)pukul 21.394766

industri TPT berhasil mencapai nilai ekspor hingga USD 12,28 miliar.48 Haltersebut merupakan pertimbangan pemerintah untuk menetapkan industri TPTsebagai sub sektor industri yang strategis dan prioritas nasional.3.2.1Industri TPT Nasional Sebagai Jaring Pengaman SosialIndonesia cukup beruntung memiliki industri padat karya yang hingga saatini mampu membantu pendapatan devisa negara dimana industri ini terdiri dari tigasektor yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Industri padat karya merupakan industriyang memerlukan banyak lebih banyak tenaga kerja dari pada industri bukan padatkarya. Di Indonesia, industri TPT berhasil menempati urutan pertama sebagaipenyerap tenaga kerja terbanyak dari sub-sub industri lainnya, tercatat pada tahun2016 kurang lebih 3 juta jiwa tenaga kerja yang aktif dalam industri padat karyatersebut.Kementerian Perindustrian di Solo, direktur industri tekstil Muhdoorimengatakan:“Sektor Industri TPT akan terus menguat karena sifatnya yangpadat karya dan menjadi jaring pengaman sosial yangmendukung pendapatan penduduk. Di lapangan, industri pakaianmenjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan Tenaga kerja”49Kemenperin, Targetkan Indonesia Lima Besar Eksportir TPT Dunia, MenperinKumpulkan Pengusaha, dalam n-Kumpulkan-Pengusaha diaksespada (6/12/2017) pukul 21.4149Siaran Pers. Industri Tekstil dan Alas Kaki Ditargetkan Naik 6,3 persen, KementrianPerindustrian Republik Indonesia diakses rsen pada 5/12/20 16 pukul 11.004867

Jumlah tenaga kerja yang mencukupi sangat diperlukan dalam industri padatkarya tersebut, menurut laporan dari badan biro statistik tahun 2013ketenagakerjaan di Indonesia, ada empat industri yang memiliki lebih dari 200.000jumlah penyerap tenaga kerja yaitu industri tekstil dan pakaian, industri makanandan minuman, industri tembakau dan terakhir oleh industri kertas atau barang darikertas. Berikut adalah data statistik jumlah tenaga kerja pada subsub industri diIndonesia tahun 2013.Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kerja Pada Industri TPT Indonesia 1995200250Pertumbuhan jumlah tenaga kerja dan perusahaan industri TPT di Indonesiamerupakan bagian dari kemajuan yang hingga saat ini terus bertahan danberkembang untuk mampu bersaing di pasar global dari berbagai sektor.3.2.2Kontribusi Industri TPT Indonesia Terhadap NegaraDepnakertrans, Depperindag, dalam Chamroel Djafri, 2003, Gagasan SeputarPengembangan Industri dan Perdagangan TPT (Tkestil dan Produk Tekstil), Jakarta,Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Cidesindo, hal 655068

nesiamenginisiasikan kemjuan inudstri manufaktur khususnya sektor TPT. Industri TPTdi Indonesia ditargetkan akan masuk dalam jajaran 5 besar negara eksportir TPTdunia sekaligus menjadi tuan rumah di negeri sendiri melihat maraknya produkasing yang membanjiri pasar domestik. Diantara sub sektor industri lainnya, TPTmerupakan salah satu produk ekspor andalan Indonesia karena selain dapatmempengaruhi dinamika pasar global juga memberikan kontribusi yang cukupsignifikan bagi negara. Mentri perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan padasebuah konferensi tahun 2015 bahwa:“Pemerintah menetapkan industri TPT sebagai salah satu subsektor pada industri pengolahan yang dikategorikan sebagaiindustri yang strategis dan prioritas nasional”51Industri TPT Indonesia mempunyai peran yang cukup signifikan terhadappendapatan negara, terhitung 1 tahun pasca berakhirnya ATC pada tahun 2006industri TPT berhasil memberikan kontribusi sebesar 11,7% terhadap total ekspornasional, 20,2% terhadap sirklus perdagangan nasional dan 3,8% terhadappembentukan produk domestik bruto (PDB) nasional. Dampak yang lebihsignifikan terasa pada 10 tahun pasca ATC yaitu pada periode tahun 2015-2016industri TPT di Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga ekspor terbesarnasional sekaligus menjadi jaring pengaman sosial karena berhasil menyerap tenagaHarian Nasional, Industri TPT Prioritas Nasional, prioritas-nasional diakses pada(27/11/2017) pukul 10.025169

kerja sebanyak 2,79 juta jiwa dengan kapasitas terpasang 70% dapat memenuhikebutuhan sandang dalam negeri. Disisi lain pada tahun yang sama industri TPTmemberikan kontribusi sebesar 1,22% terhadap PDB nasional dan surplus eksporsebesar USD 4,31 milyar. Pada nilai ekspor mencapai 12,28 milyar, dengan totaltersebut industri TPT mampu berkontribusi 8,17% terhadap total ekspor industrimanufaktur nasional. Pada sektor pendapatan devisa negara, terhitung pada tahun2015 industri TPT cukup berperan dengan total investasi mencapai Rp. 573 triliunnaik 16,9% dari sebelumnya tahun 2014.52Kondisi ekonomi global sangat mempengaruhi perkembangan industri TPTIndonesia, hal tersebut terjadi karena buyer dan supplier produk TPT yang cukuptinggi dari luar negeri menjadikan tingkat ekspor TPT Indonesia yang cukup tinggisehingga jika terjadi krisis ekonomi global perkembangan sektor ini sangat terasadampaknya. Terlihat pada tahun 2015 dimana keadaan ekonomi global melemahHal tersebut merupakan pertimbangan pemerintah untuk menetapkan industriTPT sebagai industri yang strategis dan prioritas nasional diantara sub sektorindustri manufaktur lainnya.3.3Industri TPT Indonesia Pada Masa Inkubasi 10 Tahun (ATC)Masa inkubasi perdagangan TPT global selama satu dekade merupakankurun waktu yang cukup lama untuk proses pengintegrasian perdagangan TPT.Proses integrasi tersebut rupanya memberikan tekanan yang cukup besar bagikeberlangsungan industri TPT nasional selama 10 tahun, dimulai denganKemenperin, Industri Tekstil dan Alas Kaki ditargetkan Naik 6,3%, rsen diakses pada (27/11/2017) pukul 12.015270

dihapuskannya sistem batasan kuota serta selama masa inkubasi tersebut kuotaekspor dibatasi secara progessif sebagai proses integrasi oleh WTO. Perubahaankondisi tersebut sangat dirasakan oleh industri yang mayoritas UMKM. Tercatatpada 5 tahun terakhir sebelum berakhirnya ATC, sebanyak 227 (Jawa Barat) 108(Jakarta) 34 (Jawa Tengah) 17 (Jawa Timur) 16 (Bali) dan 4 (Medan) industriterpaksa mengalami gulung tikar akibat tekanan persaingan semakin meningkat danbelum mampu untuk menyesuaikan sistem baru yang diatur oleh WTO. 53 Tutupnyaindustri-industri tersebut juga menimbulkan dampak besar bagi kehidupan sosialterutama buruh pekerja sektor TPT yang mayoritas pada sub sektor menengah besar(finishing) mengalami PHK mencapai 3000-4000 orang selama lima tahun terakhirsebelum ATC berakhir pada 2005.Disisi lain kemunduran industri TPT nasional pada masa ATC tersebut tidaksepenuhnya menyalahkan sistem global yang sedang menjalani proses integrasiakan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang menghambat pertumbuhan TPTnasional saat itu seperti naiknya ongkos produksi bahan baku yang mana 40%komponen bahan baku tersebut merupakan impor, tingginya harga bahan bakar danlistri serta sistem pelabuhan yang belum kondusif.543.4Perbandingan Kondisi Industri TPT Indonesia Era MFA-ATCYulia Sari, 2009, Saatnya Pemerintah Buat Kebijakan Melindungi Industri TPT, lindungi-industri-tpt diakses pada (26/02/2018) pukul 12.1854Yulia Sari, 2009, Saatnya Pemerintah Buat Kebijakan Melindungi Industri TPT, lindungi-industri-tpt diakses pada (26/02/2018) pukul 13.09.5371

Indonesia telah bergabung dalam perdagangan TPT cukup lama, terhitungsejak sistem perdgangan TPT global diatur oleh MFA dibawah aturan GATT saatitu. MFA merupakan instrumen untuk mengendalikan perdagangan internasionalTPT termasuk permasalahan disrupsi pasar. Perdagangan TPT dibawah aturanMFA identik dengan pembentukan berbagai kesepakatan secara bilateral danunliateral antar negara-negara yang tergabung, selain itu dalam menjaga kestabilanpasar agar tidak terjadi kerusakan terdapat sistem pembatasan jumlah kuota impor(restrcition quantitative) yang dilakukan oleh negara-negara importir, hal tersebutditujukan terutama kepada negara-negara berkembang yang mayoritas pengeksporTPT terbesar. Indonesia mulai bergabung dengan MFA sejak tahun 1974 denganalasan agar dapat meningkatkan pertumbuhan industri TPT nasional, selain ituIndonesia bertujuan untuk menikmati orderly trade (peneritiban perdaganganinternasional) menuju tata perdagangan yang lebih baik lagi terutama untukstabilisasi pasar domestik.55 Kehadiran Indonesia dalam perdagangan TPTinternasional memberikan harapan yang cukup besar sebagai small supplier dimanaIndonesia merupakan negara pendatang baru dalam perdagangan TPT. Harapanyang lebih besar terlihat ketika AS, Uni Eropa dan Kanada melakukan restriksikuota terhadap empat negara industri besar di asia yaitu Hongkong, Siangapura,Taiwan dan Korea Selatan sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh Indonesiauntuk menempati pasar global. Selain mendapat peluang pada pasar global, keadaantersebut memberikan dampak yang cukup terhadap kebijakan ekspor tekstilChamroel Djafri, 2003, Gagasan Seputar Pengembangan Industri dan PerdaganganTPT (Tkestil dan Produk Tekstil), Jakarta, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) danCidesindo, hal 765572

Indonesia yaitu pemberlakuan sertifikat ekspor (SE) yang pada intinyapengembalian bea masuk untuk input pada produk yang digunakan untuk eksportetapi dalam pengembalian tersebut bea masuk harus lebih besar tarif aslinya. 56Kebijakan pemerintah tersebut sangat menguntungkan bagi pertumbuhan industrimanufaktur nasional.Faktanya sistem MFA tersebut memang cukup menguntungkan beberapadekade bagi pekembangan industri TPT Indonesia di pasar internasional, akantetapi sistem MFA tersebut tidak bertahan lama karena bertentangan dengan prinsipGATT dimana marak terjadi proteksi dan diskriminasi yang dilakukan oleh negaranegara maju. Hal tersebut merupakan alasan dibentuknya sistem perdagangan yanglebih bebas dan terbuka yang tertuang dalam perjanjian ATC 1994 hingga 2004yang bertujuan untuk liberalisasi perdagangan TPT global. Kesepakatan padaperdagangan TPT global yang tertuang dalam ATC berlaku sejak tahun 1994-2004yang merupakan ketentuan dari GATT untuk mengintegrasikan kuota perdaganganTPT global secara bertahap atau progresif sebagai proses menuju liberalisasiperdagangan TPT global.Indonesia merupakan anggota WTO yang bergabung sejak 1995 danotomatis mengikuti skema perdagangan yang diatur oleh WTO termasukpelaksanaan ATC. Posisi industri TPT Indonesia pada masa transisi tersebut tidakcukup berpengaruh besar pada perkembangannya dimana hanya mengatur kuotaekspor dan impor untuk diintegrasikan kepada ketentuan GATT yang wajibSita Wardhani, Validnews.co, Industri TPT Indonesia dan Tata Niaga TPT Global,dalam A-NIAGA-TPTGLOBAL-V0000709 diakses pada (29/11/2017) pukul 14.535673

mencakup 4 jenis produk secara umum yaitu serat, benang, produk tekstil danpakaian jadi.57 Masalah atau dampak yang cukup besar terlihat oleh industri TPTIndonesia yaitu pasca ATC dimana akses pasar yang semakin mengecil dan tingkatpersaingan lebih tinggi sehingga mengantarkan perkembangan arah industri TPTdunia lebih dinamis, khususnya Indonesia yang merupakan negara dengan modalkapasitas ekspor terpasang yang cukup tinggi akan menjadikan hal tersebuttantangan yang cukup serius bagi kemajuan industri TPT nya.3.5Pola Perdagangan Industri TPT Indonesia Pasca ATC 2005Perbedaan yang sangat terlihat pada perdagangan di era MFA dan WTOyaitu pada pola atau strategi dan tujuan dari perdagangan antara perusahaan dengankonsumennya, pada masa MFA negara produsen berlomba-lomba untukmendapatkan jumlah kuota yang banyak kepada negara importir dengankesepakatan bilateralnya. Hal yang sangat berbeda dirasakan pada era WTO dimananegara-negara eksportir memanjakan importir dengan segala kebijakan dan strategiperusahaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari konsumen tetap yangdapat menguntungkan kedepannya, hal tersebut melahirkan prinsip utama dalamperdagangan era WTO yaitu quick response dan non-price factor.58Pasar TPT bebas telah membuka akses yang luas sehingga para buyer tidaklagi memilah jenis produk yang diinginkan pada suatu perusahaan TPT tertentuWorld Trade Organization, Textile Monitoring Body (TMB) The Agreement On Textileand Clothing, dalam https://www.wto.org/english/tratop e/texti e/texintro e.htm diaksespada (10/10/2017) pukul 8.3558Chamroel Djafri, 2003, Gagasan Seputar Pengembangan Industri dan PerdaganganTPT (Tkestil dan Produk Tekstil), Jakarta, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) danCidesindo, hal 141-1425774

yang memiliki kuota, karena pada era WTO seluruh perusahaan manapun akandicabut kuotanya sehingga perdagangan sepenuhnya bebas kecuali jika suatunegara mengalami kerusakan pasar domestiknya sehingga WTO memberikansafeguard dalam kurun waktu tertentu. Pada era tersebut baik wholesalers maupunretailers akan lebih condong mencari supplier atau eksportir tetap yang dapatmemenuhi keinginannya mulai dari pengiriman pesanan, menerima order denganjumlah tertentu, bersedia untuk mengadakan pengiriman ulang dengan variasi style,size dan warna serta menerima pembayaran di belakang. Pasalnya hal tersebut telahdilakukan oleh negara-negara maju sejak masa Uruguay Rounds 1986 untukmenerapkan prinsip atau pola perdagangan yang lebih condong pada hubunganperdagangan seperti quick response dan non-price factor, dengan kedua prinsiptersebut negara maju memanfaatkannya dengan membentuk regional block yangdapat menguntungkan negara maju dan negara berkembang disekitarnya. Padaperkembangannya dalam perdagangan TPT global, negara-negara maju telahmelangkah lebih jauh dibandingkan negara-negara berkembang dalam antisipasiperdagangan bebas mulai dari peningkatan perlindungan hak cipta dan tuduhan antidumping.Industri TPT Indonesia dalam perkembangannya pasca ATC lebih menemuibanyak tantangan dari pada peluang meskipun WTO telah membuka akses pasaryang lebih luas akan tetapi tingkat persaingan yang semakin tinggi membuat haltersebut lebih rumit. Dengan menerapkan prinsip quick response dan just in timestock pada seluruh negara produsen TPT di dunia semkain berani untuk bersaing75

dalam pasar bebas. Pasalnya prinsip tersebut akan lebih menguntungkan jikaperusahaan yang saling terintegrasi antar sub-sektor seperti yang ada di Indonesia.3.5.1 Prinsip Non-Price Factor, Flexibility, Quality dan FinancialSystemSebelum memasuki pasar global industri TPT harus mengetahui dua isubesar terkait perdagangan internasional pada era WTO yaitu tren liberalisasiperdagangan dan sekaligus munculnya blok-blok regional perdagangan. Kedua isutersebut merupakan dua hal yang saling memanfaatkan dimana blok-blokperdagangan mulai muncul seperti AFTA , APEC, UE, NAFTA, ASEAN, dan lainlain. Hal tersebut dapat terjadi dengan landasan azas liberalisasi perdagangan yangdibawa oleh WTO dengan paham “negara tanpa tapal batas.” Kondisi tersebutmembuat peran pemerintah Indonesia bersama para stakeholder untuk bekerja lebihjeli lagi dalam mencari celah-celah perdagangan untuk dapat menguasai pasarglobal.59Dalam perdagangan TPT era WTO ini, telah dijelaskan sebelumnya bahwanon-price factor telah menjadi sesuatu yang dapat menjanjikan kedepannya bagiperdagangan TPT dan bukan lagi soal harga murah dengan kuantitas yang banyak.Pasca ATC 2005, prinsip non-price factor digunakan hampir di seluruh negaraprodusen TPT di dunia dengan tujuan untuk menciptakan hubungan kerja jangkapanjang yang baik, pasalnya prinsip non-price factor berkaitan dengan quality,flexibility dan financial system. Pada aspek kualitas dalam hal ini tidak hanyamengarah pada produk tetapi perusahaan atau manajemen kendali mutu59Ibid, hal 9476

perusahaan. Suatu produk merupakan senjata utama dalam seluruh perdaganganapapun, akan tetapi pada sektor perdagangan TPT saat ini pasca liberalisasi importiratau buyer tidak lagi melakukan inspection terhadap kualitas produk pesanannyakarena semua itu sudah terjamin oleh eksportir atau supplier. Salah satu syaratutama hubungan perdagangan antar perusahaan produsen TPT dan pembeli luarnegeri adalah manajemen kendali mutu perusahaan tersebut dalam membangunhubungan kerjasama yang terpercaya. Dalam menjalani manajemen kendali mutuperusahaan yang terpercaya, saat ini setiap perusahaan diperlukan sertifikat ISO(interntional organization for standarization) sehingga membentuk produk danproduktifitas perusahaan yang terpercaya. Selain aspek kualitas dalam prosesperdagangan bebas, sifat fleksibel atau keluwesan dalam melayani permintaankonsumen juga sangat diperlukan. Flexibility atau keluwesan identik denganschedule shipment atau jadwal pengiriman. Hal yang marak terjadi ketika massproduction atau produksi masal secara berturut-turut selalu mengalami kendaladalam menentukan selera produk yang diinginkan pada pembeli sehingga dalam halin

tekstil ternama dari Jepang, Inggris, AS dan beberapa negara Eropa yang menggunakan bahan TPT nasional. Disamping itu merek-merek pakaian ternama di dunia juga dihasilkan dari hasil tekstil Indonesia seperti Zara, Hugo Boss, Giorgio Armani, Guess, Mark