
Transcription
Naskah AkademikPengusulan Gelar Pahlawan NasionalTuan Guru Kyai Haji MuhammadZainuddin Abdul Madjid
DAFTAR ISIHALAMAN SAMPULDAFTAR ISIBAB IBAB IIBAB IIIBIOGRAFI TGKH MUHAMMADZAINUDDINABDUL MADJID .A. Riwayat Hidup .B. Belajar ke Makkah dan Tumbuhnya BenihNasionalisme-Religius (1923-1934 M) .C. Karya-karya TGKH Muhammad Zainuddin AbdulMadjid .D. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Wafat(1997) .PERJUANGAN KEBANGSAAN TGKH MUHAMMADZAINUDDIN ABDUL MADJID .A. Pesantren al-Mujahidin (1934) sebagai LokomotifPergerakan .B. Madrasah NWDI dan NBDI, Motor KebangkitanUmat .C. Masa Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) .D. Penggempuran Tangsi Militer NICA Selong (1946)E. Anggota Misi Kehormatan (Haji) NIT ke Mekkah(1947) .F. Persatuan Umat Islam Lombok (PUIL), NahdlatulUlama, dan Partai Masyumi .G. Mendirikan Ormas Nahdlatul Wathan (NW) .H. Anggota Dewan Konstituante, Anggota MPR RI,dan Penasehat MUI Pusat .PEMIKIRAN DAN KARYA TULIS TGKH.MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID .A. Semangat Kebangsaan-Religius dalam Lagu, Syairdan Karya Tulis .B. Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren .C. Pelembagaan Integrasi Ilmu Umum dan Agama .D. Pelopor Pendidikan Perempuan .E. Inisiator dan Penggerak Pendidikan Tinggi .iii1171416191922293138434855616176818586
BAB IVBAB VPERAN PEMBANGUNAN TGKH MUHAMMADZAINUDDIN ABDUL MADJID .A. Dakwah Keluarga Berencana (KB) .B. Dakwah Imunisasi dan Garam Beriodium .C. Dakwah Transmigrasi, Gogo Rancah, danPemberantasan Buta Aksara / Bahasa IndonesiaD. Jabatan Dan Penghargaan .KESIMPULAN DAN PENUTUP .DAFTAR PUSTAKA .LAMPIRAN - LAMPIRAN8989929697100108
1BAB IBIOGRAFITGKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJIDA. Riwayat HidupTuan Guru1 Kyai Haji2 Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yangnama kecilnya Muhammad Saggaf dilahirkan pada hari Rabu, 18 Rabi’ulAwal 1316 H. bertepatan dengan 20 April 1908. Dilahirkan di KampungBermi, Desa Pancor, Kecamatan Rarang Timur (sekarang KecamatanSelong) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.Ada perbedaan penulisan tanggal lahir pada sejumlah karya tulistentang TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, sejumlah versitahun kelahiran, diantaranya 1898, 1904, dan variasi lainnya. 3Dokumen terbaru yang paling layak dijadikan sumber utama untukpenulisan tanggal dan lahir tahun, adalah biodata TGKH MuhammadZainuddin Abdul Madjid saat menjadi anggota Dewan Konstituante1Tuan Guru adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat Sasak kepadaseseorang karena telah memenuhi kriteria tertentu. Selanjutnya lihat Jamaludin, Sejarah SosialIslam Lombok 1740-1935 (Studi Kasus terhadap Tuan Guru), Disertasi UIN Syarif HidayatullahJakarta, diterbitkan Badang Litbang dan Diklat Puslibang Lektur dan Khazanah KeilmuanKemenag RI, Oktober 2011.2Lihat M Nashib Ikroman, Mengaji Hamzanwadi (Mataram, Hamzanwadi Institute,2017), hal.23-24. Soal adanya sebutan Kiyai selain Tuan Guru dalam penamaan TGKH MZainuddin Abdul Madjid memiliki sejarah tersendiri. Pertama, panggilan Kiyai bermula saatTGKH M Zainuddin Abdul Madjid menjabat anggota Dewan Konstituante yang berkantor diBandung. Sesuai kebiasaan orang Jawa menyebut ulama dengan sebutan Kiyai, maka Tuan GuruHaji Muhammad Zainuddin dipanggil dengan sebutan Kiyai Haji. Selain itu, tokoh agamamasyarakat Betawi yakni KH Abdullah Syafi’i, pendiri Perguruan As-Syafi’iyah Jakarta, jugaorang tua dari Hj Tuti Alawiyah (mantan Menteri Peranan Wanita era Suharto), mendeklarasikannama Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai Kiyai Haji. Dari kedua peristiwa inilahkemudian Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin dikenal dengan dua sebutan, yakni Tuan Gurusekaligus Kiyai, sehingga dalam penulisan namanya oleh para muridnya, tetap mempertahankankedua gelar tersebut, sehingga ditulis menjadi Tuan Guru Kiyai Haji (TGKH) MuhammadZainuddin Abdul Madjid.3Perbedaan tanggal dan tahun kelahiran ini bisa dilihat dalam Afifuddin Adnan, DiktatPelajaran Ke-NW-an untuk Madrasah dan Sekolah Menengah NW (Pancor: Biro Dakwah YayasanPendidikan Hamzanwadi, 1983), hal. 23. Muhammad Thohri dkk, Menyusuri Keagungan CintaMaulana, (Mataram; Sanabil 2015: 30). Lihat juga H. Mazmur Sya’roni, 'Ummi Rauhun, TokohPerempuan Kharimatis Selong, LombokTimur', dalam M. Hamdar Arraiyyah dan H. RosihanAnwar (Ed), Pemuka Agama Perempuan, Pemikiran dan Karyanya, (Jakarta: PuslitbangDepartemen Agalam RI, 2001), hal.5.
2hasil Pemilu 1955.4 Pada kolom tanggal dan tempat kelahiran ditulisPancor, 18 Rabiul Awal 1326 H. Namun untuk tahun Masehi hanyaditulis tahun 1908. Jika penanggalan hijriyah tersebut hiranTGKHMuhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah Senin Pon, 20 April 19085Konversi ini memungkinkan perbedaan lebih satu hari atau kurang satuhari. Tahun lahir 1908 ini juga lebih sesuai dengan informasikeberangkatan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid untukbelajar ke Makkah pada umur 13 tahun, yakni tahun hammad Saggaf. Perubahan ini dilakukan setelah berhaji di usiasembilan tahun. Nama ini diambil dari nama seorang ulama di MasjidilHaram, yaitu Syeikh Muhammad Zainuddin Sarawak.6Orang tuanya bernama Abdul Madjid (1359 H/1940 M), populerdengan sebutan ‘Guru Mukminah’.7 Sedangkan ibunya bernama InaqSyam atau dikenal dengan nama Hajjah Halimatussa’diyah, wafat diMakkah dan dimakamkan di Mualla.8Kelahiran TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tahun 1908,terdapat sejumlah peristiwa besar di Nusantara maupun di Lombok,sebelum maupun sesudahnya. Di tahun pertama abad 20, PemerintahHindia Belanda menerapkan kebijakan politik etis di daerah koloniHindia Belanda sebagai tindak lanjut pidato ratu muda Belanda (20tahun),WilhelminaHelenaPaulineMarievan Orange-Nassau.Kebijakan ini terangkum dalam program Trias van deventer ; irigasi,4Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Biodata Anggota DewanKonstituante 1955-1959.5Konversi Masehi ke Hijriah plus Weton; http://udintegal.blogspot.co.id/2016/01/masehi-ke- hijriah.html. Diakses tanggal 15 Januari 2017.6Abdul Hayyi Nukman, Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial, dan DakwahIslamiyah (Pancor: Pengurus Daerah Nahdlatul Wathan Lombok Timur, 1988), hal.148.7Muhammad Noor dkk, Visi Kebangsaan Religius: Guan Guru Kyai Haji MuhammadZainuddin Abdul Madjid 1904-1997 (Jakarta: Ponpes NW Jakarta, 2014), hal. 100.8M. Taisir, Pusaka Bertuah Putra Halimatusa’diyah: Ke-enwe-an untuk SMP/MadrasahTsanawiyah, hal. 16. Lihat pula Muslihun Muslim, Kiprah Nahdlatul Wathan: DinamikaPemikiran dan Perjuangan Dari Generasi Pertama Hingga Generasi Ketiga (Mataram: Sanabil,2014), hal. 40.
3emigrasi, dan edukasi. Masa kelahiran Saggaf merupakan dekade nPuriCakranegara tahun 1894 M, dan pembuangan Raja Lombok, RatuAgung-Agung Ngurah ke Batavia.9Dua tahun sebelum kelahiran TGKH Muhammad Zainuddin AbdulMadjid, kebijakan pertanahan kolonial di Lombok atau dikenal denganPeraturan Agraria Lombok diberlakukan efektif, yakni tahun 1906 M.Melalui regulasi ini, pemerintah kolonial memberikan pusat pemilikantanah yang semakin bertambah ke tangan tuan-tuan tanah Bali danSasak, sehingga semakin memperburuk situasi pangan masyarakatLombok secara keseluruhan.10 Sehingga lengkaplah keterjajahan danpenderitaan masyarakat Lombok. Tahun 1908 juga tahun berdirinyaBudi Oetomo yang kini dikenal sebagai Hari Kebangkitan Nasional.Zainuddin remaja mendapatkan pendidikan formal di Sekolah Desa(Volkscholen) sampai kelas III. Sekolah Desa ini mulai didirikanPemerintah Hindia Belanda sejak menerapkan politik etis memasukiabad XX. Masa ini, juga ada sekolah lanjutan, yakni GIS (theGouvernement-Indlandsche Scool). Kondisi ekonomi keluarga AbdulMadjid yang cukup baik, membuat Zainuddin termasuk beruntung bisamengenyam pendidikan. Satu dari 845 anak yang bisa bersekolah diseluruh Lombok saat itu.11 Di samping dua bentuk sekolah di atas,terdapat juga sekolah dasar berbahasa Belanda yang dikelola olehswasta, yakni lembaga “Anjah Sasak” di bawah asuhan dokterSoedjono12 , namun sekolah ini hanya diperuntukkan bagi golonganbangsawan.139Lihat M Nashib Ikroman, Mengaji Hamzanwadi (Mataram: Hamzanwadi Institute,2017), hal.73-7410Alfons Van Der Kraan, Lombok: Penaklukan, Penjajahan, dan Keterbelakangan1870-1940 (Yogyakarta: Lengge, 209), 153-160.11Keterangan tentang kondisi saat itu, lihat Alfons van Der Kraan, Lombok:Penaklukan.,hal. 207.12Dokter yang didatangkan dari Jawa oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Namadokter Soedjono kini diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah di Lombok Timur.13Tim Dewan Harian Angkatan 45 Lombok Timur, Sejarah Pejuangan Angkatan 45
41. Silsilah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul MadjidTidak banyak data dan informasi mengenai silsilah TGKHMuhammad Zainuddin Abdul Madjid. Sebab, sebagian besarinformasi tertulis yang bisa membantu mengenai perunutansilsilah dilalap api saat musibah kebakaran yang menimpaKampung Bermi, termasuk kediaman TGH Abdul Madjid, tahun1940-an.Ada sejumlah versi mengenai silsilah keluarga TGKH MZainuddin Abdul Madjid. Pertama, berasal dari keturunan KerajaanSelaparang, kerajaan Islam yang pernah berkuasa di PulauLombok.BahkandisebutkanSelaparang yang ke-17.14sebagaiketurunanKerajaanPendapat ini mengemuka ataspandangan Sven Cederroth, 15 seorang antropolog dari Swedia,yang merujuk pada kegiatan ziarah yang dilakukan TGKHMuhammad Zainuddin Abdul Madjid ke Makam Selaparang padatahun 1971 M. Praktek ziarah ini lazim dilakukan oleh masyarakatSasak. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak ahketurunannya ini.Kedua, keluarga Abdul Madjid sebagai keturunan campurBugis-Makassar dengan Sasak, saat Kerajaan Gowa Makassarmenguasai Lombok. Kerajaan Gowa menjadi penyebar Islam diLombok bagian timur. Justifikasi pendekatan ini, tidak adanyagelar tertentu seperti halnya aristokrasi Sasak maupun tokohSasak lain pada umumnya, seperti Raden, Lalu, Gde, ataupunJero. Namun, meskipun TGH Abdul Madjid bukan golongan14Bandingkan dengan Ibrahim Husni, Draf Penelitan tentang Sejarah Nahdlatul Wathandan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, (1982 : 12) (tidak dipublikasikan).15Sven Cederroth, The Spell of Ancestors and The Power Of Makkah: a SasakCommunity On Lombok (Sweden: Acta Universitatis Gothoburgensis, 1981), hal. 88.
5perwangse16, tetapi memiliki tanah yang luas. Sisa peninggalanBugis-Makassar di Lombok masih bisa kita saksikan sepertikeberadaan musik Cilokaq17 yang merupakan perpaduan musikBugis-Makassar dan musik Sasak. Cilokaq ini berkembang Makassar di sepanjang pesisir Lombok Timur, khususnyaberpusat di Labuan Lombok, Labuan Haji, dan wilayah TanjungLuar.Versi ini juga diperkuat informasi dari pihak keluarga BaniAbdul Madjid, seperti yang diungkapkan H Machsun Ainy,18 salahsatu putra Guru Mukminah. Nenek moyang orang tuanya berasaldari luar Pulau Lombok, konon dari Makassar, Sulawesi Selatan.Beberapa nama silsilah yang beredar seperti Papuq Kowar, BaloqAndia, Baloq Lendang, dan Papuq Jumlah yang merupakan orangtua dari TGH Abdul Madjid. Nama-nama seperti Kowar dan Andiatidak lazim digunakan sebagai nama-nama suku Sasak.19Ketiga, keluarga TGH Abdul Madjid berasal dari keturunanLebe dari Kerajaan Selaparang. Lebe merupakan tokoh kuncikerajaan yang bertugas dalam bidang agama dan menangani halyang terkait dengan agama. Di setiap wilayah tertentu, kerajaanmenunjuk tokoh agama setempat atau tokoh dari luar yangmemiliki pengetahuan agama untuk bertugas sebagai Lebe. Jikakita dalami figur TGH Abdul Madjid, orang tua dari TGKHMuhammad Zainuddin Abdul Madjid, dikenal dengan sebutan GuruMukminah, hal ini menunjukkan TGH Abdul Madjid merupakanorang yang paham tentang agama. Sejumlah Tuan Guru diLombok juga berasal dari keturunan Lebe, seperti TGH Abdul16Sebutan untuk golongan bangsawan Sasak.Paduan gambus, biola, gendang, dan seruling ala Bugis-Makassar.18Mohammad Noor Dkk mengutip dokumen H Abdul Kabir putra dari H Machsun Ainy,berdasarkan penuturan orang tuanya. Mohammad Noor Dkk, Visi Kebangsaan ., hal.100-101.19Ibid.17
6Hafidz Sulaiman, Kediri Lombok Barat.20Untuk silsilah ke bawah, dari TGH Abdul Madjid, bisa diperolehsecara tererinci. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalahanak bungsu dari lima bersaudara yaitu: Siti Sarbini, Siti Cilah,Hajjah Saudah, Haji Ahmad Shabur, dan Hajjah Masyitah. nyai beberapa orang saudara sebapak diantaranya: 1)Muhammad Faishal, 2) Ahmad Rifa’i, 3) Muhammad Badil, yangdibuang pemerintahan Belanda dan hilang entah ke mana. 4)Maksum, dan 5) Maksud.Dari pernikahannya, TGKH Muhammad Zainuddin AbdulMadjid, hanya mendapatkan dua orang putri, yakni Siti Rauhundari pernikahannya dengan Siti Jauhariyah, dan Siti Raihanun lahirdari pernikahannya dengan Hajah Siti Rahmatullah. Dari keduaputri inilah lahir banyak cucu. Dari Siti Rauhun ada enam cucu,yaitu: 1) Siti Rohmi Djalilah; 2) Muhammad Syamsul Lutfi; 3)Muhammad Zainul Majdi; 4) Muhammad Jamaluddin; 5) SitiSuraya; dan 6) Siti Hidayati.21 Sedangkan cucunya yang lahir dariSiti Raihanun, tujuh orang putra dan putri, yaitu: 1) Lalu GedeMuhammad Ali Wirasakti Amir Murni; 2) Lale Laksmining PujiJagat; 3) Lalu Gede Syamsul Mujahidin; 4) Lale Yaqutunnafis; 5)Lale Syifa’un Nufus; 6) Lalu Gede Muhammad Zainuddin Tsani;dan, 7) Lalu Gede Muhammad Fatihin.20Patompo Adnan, Biografi TGH Abdul Hafidz Sulaiman 1898-1983 (PonpesSelaparang Kediri-Yayasan Faham Indonesia, 2013), hal. 215.21Siti Hidayati adalah hasil pernikahan Siti Rauhun dengan Haji Muhammad Syubli(almarhum), sedangkan yang lainnya merupakan hasil pernikahannya dengan Haji Jalaluddin.
7B. Belajar ke Makkah dan Tumbuhnya BenihNasionalisme- Religius (1923-1934 M)Sebelum belajar ke Makkah, Muhammad Zainuddin muda belajarsecara sistem halaqah di sejumlah tuan guru, di antaranya TGHSyarafuddin, TGH Muhammad Sa’id Pancor, TGH Abdullah bin AmaqDulaji dari Kelayu, dan lainnya. Dari guru-guru inilah Zainuddin mudabelajar ngaji, ilmu bahasa Arab (nahwu dan sharaf), sertamempelajari kitab-kitab Arab Melayu. TGH Abdul Madjid juga turutmenggembleng anak bungsunya.Pada tahun 1923 M, Zainuddin berangkat ke tanah suci Makkahdengan diantar langsung ayah dan ibunya bersama adik lain ibu,yaitu Muhammad Faisal, Ahmad Rifa’i, dan seorang keponakan.Dalam rombongan ikut pula salah seorang gurunya, yaitu Tuan GuruHaji Syarafuddin dan beberapa anggota keluarga dekat lainnya.Keberangkatan rombongan jelang musim haji tahun 1341 H.22Masa awal di Makkah, mulai belajar halaqoh selama hampir duatahun pada Syaikh Marzuki, salah satu ulama yang mengajar diMasjidil Haram. Dua tahun berikutnya mengembara dari satu guru keguru lainnya. Kondisi ini juga dipicu gejolak politik yang saat ituterjadi.Proses belajar yang dijalani di Makkah dengan segaladinamikanya, merupakan sumbu utama pergulatan pemikiran danvisi TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Selama berada diMakkah 1923-1934 M, merupakan masa paling dinamis di jazirahArab. Sejumlah peristiwa maha penting terjadi para era ini, mulaidari invasi Raja Najed Abdul Aziz ke daerah Hijaz23 yang saat itudikuasai Raja Syarif Husain. Invasi Abdul Aziz ini didukung pasukanal-Ikwan dari kelompok Wahabi. Awal kedatangan Zainuddin jugaditandai dengan runtuhnya kekhalifahan Ottoman Turki, dengan2223Mohammad Noor dkk. , Visi Kebangsaan Religius., hal.123.Daerah yang meliputi dua kota suci umat Islam yakni Makkah dan Madinah.
8dideklarasikannya negara Republik Turki oleh Kemal Attaturk.Tahun-tahun awal ketika Zainuddin muda datang ke Hijaz, situasisedang memanas, sejak 1923-1924 M berlangsung konferensiantarnegara Arab yang terus menerus mengalami kebuntuan. Danterjadi sejumlah penyerangan terhadap Irakdan kejadian lain yangkian memperkeruh suasana.24Madrasah al-Shaulatiyah adalah madrasah pertama sebagaipermulaan sejarah baru dalam pendidikan di Arab Saudi. Madrasahini sangat legendaris dan telah menghasilkan ulama-ulama besardunia. Kiyai Haji Hasyim Asyari (pendiri NU), Kiyai Haji AhmadDahlan (pendiri Muhammadiyah),dan ratusan ulama di mmadRahmatullah yang berasal dari India. Penulis anonim asal India,seperti dikutip Abdul Latif Abdallah Dohaish dalam History ofEducation in the Hijaz up to 1925 (1978) membeberkan, pada tahun1912, salah satu priode puncak dalam sejarah madrasah ini. Darijumlah total 537 murid, komposisi mereka dari negeri asal sebagaiberikut: Turki 13 orang, Hijaz 4, Yaman 6, Indonesia 178, Irak 8,Syria 3, India 74, Afghanistan 4, dan Bukhara 22. Laporan tahunanal-Shaulatiyyah (1913) mengemukakan data yang lebih akurat.Komposisi murid Hijaz 186 orang, India 108, Indonesia 156, Bukhara23, Afghanistan 18, Iraq 6, Iran 6, Yaman 8, dan Hadramaut 7Orang. Melihat angka-angka ini, bisa dipahami kalau Faisal Abd Allahal-Aqawi, dalam At Ta’lim al-Ahli li al-Banin Makkah al-Mukarramah(1404 H/1984 M), menyatakan al-Shaulatiyyah merupakan locus(kancah) murid-murid Jawi.25Madrasah al-Shaulatiyyah terus berkembang pesat dan maju.Ketika Muhammad Zainuddin masuk madrasah ini, pada tahun 1345H (1927 M), Madrasah al-Shaulatiyah dipimpin cucu dari pendirinya24M Nashib Ikroman, Mengaji.hal.53-63Azyumardi Azra, Renaisanse Islam Asia Tenggara (Bandung: Remaja Rosda Karya1999), hal. 155.25
9yaitu Syaikh Salim Rahmatullah. Madrasah al-Shaulatiyah merupakansalah satu etalase pergolakan intelektual kaum terdidik nusantara diMakkah. Bahkan, lebih lanjut Jacob Vredengbert 26 memandangMakkah sebagai alat pemersatu bagi umat Islam Nusantara, melaluihaji maupun yang melakukan proses mukim untuk belajar tentangagama dan ilmu pengetahuan. Makkah menjadi media dalam prosesberkumpul dan bertukar ide, pikiran, dan proses timbal balik sing-masing yang sedang terjajah. Sehingga Makkah sejakpenguasaan Raja Saud dilakukan pembatasan aktifitas politik.Pergolakan pemikiran dan gerakan bersama para mukimin di siKemerdekaan RI, 17 Agustus 1945. Sekitar 70 persen dari mukiminasal Indonesia mengembalikan paspor Hindia Belanda yang merekapegang, diserahkan ke Konsulat Hindia Belanda di Jeddah. Inisebagai bentuk dukungan terhadap Republik Indonesia dan tidak lagimengakui keberadaan Pemerintah Hindia Belanda. Pandanganmengenai Makkahsebagai alat pemersatu umat Islam nusantarajuga diungkapkan C Snouck Hurgronje dalam salah satu karyamasterpiece-nya, Mekka in The Latter part of The 19th Century.27Zainuddin, Santri Jenius al-ShaulatiyahKetekunan Zainuddin muda dalam belajar membuahkan hasil.Para guru di al-Shaulatiyah mengakuinya sebagai murid dengankecerdasan istimewa. Bahkan Mudir al-Shaulatiyah Syaikh SalimRahmatullah lazim memercayakan Zainuddin muda ikut menghadapiPenilik Madrasah Pemerintah Saudi Arabia yang sering kali datang kemadrasah, setelah Hijaz dikuasai King Abdul Aziz yang membawa26J.Vredenbregt, “The Haddj: Some of its Features and Functions in Indonesia (In:Bijdragen tot de Taal, Land en Volkenkunde 118” (Leiden: 1962:1), hal. 91-154.27M Nashib Ikroman, Mengaji.hal.53-63
10aliran Wahabi, sehingga madrasah yang mengajarkan aliran berbedadiawasi. Saat itu, Zainuddin muda sebagai salah satu muridal-Shaulatiyah dianggap menguasai paham Wahabi. Pertanyaanpenilik itu biasanya menyangkut soal-soal hukum ziarah kubur,tawassul kepada anbiyâ’ dan auliyâ’, bernazar menyembelih kambingberbulu hitam atau putih dan sebagainya. Dan Ia selalu berhasilmenjawab pertanyaan penilik itu dengan memuaskan.28Ketekunannya dalam belajar dan berdiskusi juga diakui olehsalah sorang teman sekelasnya di Madrasah al-Shaulatiyah, yaituSyaikh Zakariyah Abdullah Bila, seorang ulama besar di Tanah SuciMakkah. Ia mengatakan:“Saya teman seangkatannya Syaikh Zainuddin, saya telahbergaul dekat dengannya beberapa tahun. Saya sangat kagumpadanya. Dia sangat cerdas, akhlaknya mulia. Dia sangat tekunbelajar, sampai–sampai jam keluar mainpun diisinya menekuni kitabpelajaran dan berdiskusi dengan kawan-kawannya”.29Prestasi akademiknya sangat membanggakan, selalu meraihperingkat pertama dan juara umum. Kecerdasan yang luar biasa, iaberhasil menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 6 tahun dariwaktu normal belajar 9 tahun. Dari kelas II, langsung ke IV. Tahunberikutnya ke kelas VI, dan kemudian pada tahun–tahun berikutnyasecara berturut–turut naik kelas VII, VIII, dan IX. Studi di madrasahal-Shaulatiyah tuntas tahun 1351 H / 1933 M, dengan predikatistimewa (mumtâz).30Ijazahnya ditulis tangan langsung oleh seorang ahli khath5128Mohammad Noor dkk, Visi Kebangsaan Religius., hal.126. Lihat pula Sya’roniAs-Sampuriy, Manaqib Tuan Guru KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid (1904-1997) (Tegal:tp, 2013).29Mohammad Noor dkk, Visi Kebangsaan .,hal. 129.30Lihat Masnun, Pembaharuan Pendidikan Islam. ,hal.19-20.
11terkenal di Makkah saat itu, yaitu al-Khaththath Syaikh Dawudar-Rumani atas usul dari Mudir Madrasah al-Shaulatiyah. Kemudianijazah tersebut diserahterimakan pada tanggal 22 Dzulhijjah 1353 H.Ijazah ini tidak lazim, biasanya ijazah ditulis, Si Fulan lulus dalamujian, menyelesaikan pelajarannya, maka kepadanya diberikanIjazah Jayyid atau istimewa dan sebagainya. Namun, dalam ijazahZainuddin tertulis “Diberikan gelar yang melekat pada pemilik Ijazahini: Al-Akh Al-Fadhil Al-Mahir Al-Kamil Al-Syaikh MuhammadZainuddin Abdul Madjid Alanfanany”, yang terjemahannya “Saudarayang mulia, sang genius sempurna, guru terhormat Zainuddin AbdulMadjid”. Bahkan Sebagian guru besar Zainuddin menyebutnyaSibawaihi zamaanihi (yang tak tertandingi). Nilai ijazah ini tidak adayang tidak bernilai 10 dalam semua mata pelajaran.Ijazah Muhammad Zainuddin ditandatangani 8 guru besar padamadrasah tersebut. Tertanda tangan dalam Ijazah syahadah ikatsummacumlaude.Mudir al-Shaulatiyah Maulanas Syaikh Salim Rahmatullah (cucupendiri Madrasah al-shaulatiyah Syaikh Muhammad Rahmatullah ibnkhalil al-Rahman al-Kiranawy al-Utsmany) dan Syaikh MuhammadSaid yang merupakan keponakan pendiri Madrasah al-Shaulatiyahmengungkapkan.“Cukup satu saja murid Madrasah al-shaulatiyah asalkan sepertiZainuddinyangsemuajawabannyatermasuk ilmu falak yang sulit sekalipun”.menggunakansyair
12
kekagumannya kepada Zainuddin yang disampaikan dalam bentuk syairberbahasa Arab:ْ َﺠ ِﺪ ِه ﻓِﻰ َﻓ ﱠ ُ ﻦ َز ْﻳ ْ اﻟﺴﺎ ِم ﻣ ِّ ﻪ ﻓِﻰ اﻟ ِ ﻦ n ﻲ ِ ِ ﻀﻠ ِ ِ ُﻧ ْﺒﻠ ْ ِ ﻪ َوﻓ ِ ﺪ ْﻳ ْ ھ َﺮ ِة ْاﻟﻤ ْ ﻀﺎ ُءدَﻟﱠ َ َﻋﻠَﻰ ﺑَ ْﯿ ْ َ ا َ ﺟ ْﻮ َ ﻪ ﻓِﻰ ﺖ ﻳَ ٌﺪ ﻟَ ُﻪ ن ِ َﻜ ُﻨ ْﻮ ِ ِ ﺻﻠ َھ ِﺮ ﱡ ٌ اﻟﺮﺑَﺎ ﺗَﺎَﻟِ ّ ْﯿ ﺿ ﱠ ﱠ ْ َﻛﺰ َ ﻞ َﻗ ْﺪ َ اﻟﺸ ْﻜ َ ﻒ ﻟَ ُﻪ ﺖ ﻪ اِﻟَﻰ ِ ﻤ ِ ِ ﺷ ْﻜﻠ ُ بﺮ ُ ﻪ ﻓِﻰ اﻟﻄﱡﻼ ﱠ َ ﺳﺎ َ ﻢ ﺔ ﻓِﻰ ِ ﺣ ِ ّ ِ ظﻠ ِِ َحﻻَﻳَ ْﺒ ﻣ َْﻌ َﮫ ٌﺪ ﻟَ ُﻪ ْاﻟ ِﻌ ْﻠ ْ ﻪ ِﻣ َ ِ ﻤ ْﻌﺮَاجِ ﺑِ َﺬﻟ ﻚ ِ ﻦ ْاﻟ ِ ِ َﻗ ْﻮﻟ ْ َ ا ُn ﻪ َﻓﺎ َ ﻪ ﻓِﻰ ْاﻟ ِﻌ ْﻠ ِ ِ ن ﻓِﻰ ﺑ ِ ﻢ اَ ْﻧ َﻔﻨَﺎ ِ ِ ھﻠ ِ ﻪ َو ُﻳ ْﻌﻠِﻰ ُﻳـﺒْـ ِﻘـ ْﯿ ْ ﺸ ْﻮ َر ًة َﻛ َ ﻪ اِﻟَﻰ ْاﻟ ُ ﻦ َﻣ ْﻨ ْ ﻤ ْ ﺣ َﺮ ِم ِﻣ َ ن ﺤﯿﱠ ًﺔ ِ َ ﻚ ﺗ ِ ﺴ ِ ﺎﻟ ِ ﻜ ْﻮ ِ ّ ِ ﺣﻠ ُِ ﺶ ِءاِﻟَﻰ ﻳَ ْﻨﮫ ْ ﺴ َﺘﻮَى ﺑِﺎﻟ ﱠﻨ ْ ُﻣ َﺾ Terjemahan:“Demi Allah, saya kagum pada Zainuddin. Kagum padakelebihannya atas orang lain. Pada kebesarannya sanya semerbak di mana-mana. Menunjukkan satusatunya permata. Yang tersimpan pada moyangnya. Buahtangannya indah lagi menawan. Penaka bunga-bungaan.Yang tumbuh teratur di lereng pegunungan”.31Mudir al-Shaulatiyah Maulana Syaikh Salim Rahmatullāh jugamemberikan pujian dengan ucapan: ”Madrasah al-Shaulatiyah tidakperlu memiliki murid banyak, cukup satu orang saja, asalkanmemiliki prestasi dan kualitas seperti Zainuddin”.32Sedangkan Sayyid Muhammad ‘Alawi ‘Abbas Al-Māliki Al-Makki,31TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Hizib Nahdlatul Wathan wa NahdlatulBanat (Pancor: Toko Kita,tt), hal.178.32Abdul Hayyi Nu’man dkk., Nahdlatul Wathan Organisasi Pendidikan, Sosial, danDakwah Isamiyah (Selong: PD NW Lombok Timur, 1988), hal.152. Lihat Pula Muslihun Muslim,Kiprah Nahdlatul Wathan: .,hal. 4.
14seorang ulama terkemuka kota suci Makkah pernah mengatakanbahwa tak ada seorang pun ahli ilmu di tanah suci Makkah baikthullāb maupun ulama yang tidak mengenal kehebatan danketinggian ilmu Syekh Zainuddin. Syekh Zainuddin adalah ulamabesar bukan hanya milik umat Islam Indonesia tetapi juga milik umatIslam se-dunia.33 Demikianlah silsilah keilmuan TGKH MuhammadZainuddin Abdul Madjid yang secara silsilah telah sampai padaRasulullah SAW.34Setelah tamat di Madrasah al-Shaulatiyah, ia bermukim lagi diMakkah selama dua tahun sambil menunggu adiknya yang masihbelajar yaitu Haji Muhammad Faisal. Dua tahun ini dimanfaatkannyauntuk belajar, antara lain belajar ilmu fiqih kepada Syaikh AbdulHamid Abdullah al-Yamani.Dengan demikian, waktu belajar yangditempuh di tanah suci Makkah adalah selama 13 kali musim hajiatau kurang lebih 12 tahun.35C. Karya-karya TGKH Muhammad Zainuddin Abdul MadjidTGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak hanya tekunbelajar, berdakwah dan berjuang. Di sela-sela kesibukannyamelakukan aktivitas di bidang pendidikan, sosial, dan dakwah, tetapproduktif menulis karya-karya sebagai rujukan bagi para santri dimadrasah NWDI dan NBDI.36Karya-karyanya memang tidakberbentuk kitab-kitab yang besar, yang berisi kajian-kajian yangpanjang lebar pembahasannya [muthawwalât], tetapi karyanya lebihmerupakan kajian-kajian dasar dan biasanya dalam bentuk syair dannazham-nazham berbahasa Arab. Di samping itu juga, terdapat kitab33Ibid., hal.152.Abdul Aziz Sukarnawadi, al-Sabtu al-Fariid Fii Asaanidid al-Syeikh Ibnu AbdilMadjid, (Demak Jawa Tengah: Maktabah; Tuuras Ulama Nusantara, 2017), hal.14.35Ibid.36Lihat uraian dan analisis menarik tentang beberapa syair Maulanasyeikh dalam TaufikAbdullah, “Arti Kehadiran Historis TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid bagi Bangsa danTanah Air”, Makalah Seminar Nasional, Jakarta 05 April 2017.34
15yang berisi nazham dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Arab danMelayu. Karyanya juga ada yang dalam bentuk syarah ataupenjelasan lebih lanjut terhadap suatu kitab serta dalam bentuksaduran dari kitab-kitab lain.Berikut karya-karya tulis yang telah dihasilkannya:1.Buku dan Tulisan Bahasa Arab1.Risâlah at-Tauhîd dalam bentuk soal jawab [Ilmu Tauhid]2.Sullam al-Hija Syarh Safinah an-Naja [Ilmu Fiqih]3.Nahdhah az-Zaniyyah dalam bentuk nazham [Ilmu Faraidh]4.At-Tuhfah al-Anfanâniyah Syarh Nahdhah az-Zainiyyah[Ilmu Faraidh]5.Al-Fâwakih an-Nahdhiyah dalam bentuk soal jawab [IlmuFaraidh]6.Mi’râj ash-Shibyân Ila Samâ’ Ilm al-Bayân [Ilmu Balaghah]7.An-Nafahât Ala at-Taqrîrah al-Saniyah [Ilmu Mushthalahal-Hadits]8.Nail al-Anfâl [Ilmu Tajwid]9.Hizib Nahdlatul Wathan [Doa dan Wirid]10. Hizib Nahdlatul Banat [Doa dan Wirid Kaum Wanita]11. Shalat an-Nahdhatain12. Tharîqah Hizib Nahdhah al-Wathan13. Ikhtishâr Hizib Nahdhah al-Wathan [Wirid Harian]14. Shalat Nahdhah al-Wathan15. Shalat Miftâh Bâb Rahmah Allah [Wirid dan Doa]16. Shalat al-Mab’ûts Rahmah li al-Alamîn [Wirid dan Doa]17. Do’a Hisnul Malik18. Fathu Rabbani bir Rinjani
162.Buku dalam Bahasa Indonesia dan Sasak1. Batu Ngompal [Ilmu Tajwid]2. Anak Nunggal Taqrîrat Batu Ngompal [Ilmu Tajwid]3. Wasiat Renungan Masa I dan II [nasihat dan petunjukperjuangan untuk warga Nahdlatul Wathan.3.Nasyid/Lagu Perjuangan dan Dakwah Bahasa Arab,Indonesia dan Sasak1. Ta’sîs NWDI [Anti Ya Pancor Biladi]2. Imâmunâ Syafi’i3. Ya Fata Sasak4. Ahlan bi Wafd Zairin5. Tanawwar6. Mars Nahdlatul Wathan7. Bersatulah Haluan8. Nahdlatain9. Pacu Gama’10.dllD. TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid Wafat (1997)Sejak awal tahun 1990, kesehatan TGKH Muhammad ZainuddinAbdul Madjid berangsur-angsur menurun. Para dokter yangmerawatnya menyarankan untuk istirahat total. Namun, semangatperjuangan yang tidak kenal lelah, tetap melaksanakan aktifitasdakwah. Tiada hari tanpa dakwah, itulah prinsip yang selama inidijalankan.37Walaupun dengan ditandu, beliau terus mengisi jadwalpengajian umum di seluruh wilayah Lombok. Di usia yang lanjutmasih tetap tegar dan kuat berkeliling berdakwah ke tengah37Jamaluddin dkk., Sejarah Perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul MadjidPada Aspek Pergerakan (Mataram: Dewan Riset Daerah NTB BLHP Provinsi NTB, 2016), 31.
17masyarakat, mendidik para santrinya, mengarahkan para guru-guru,mulai dari pagi sampai petang, keliling dari pelosok kota sampai kepelosok desa-desa terpencil. Bagi TGKH Muhammad Zainuddin AbdulMadjid, aktifitas dakwah yang dilakukan menyenangkan dan sudahmenjadi kebutuhan.Penghujung tahun 1993, TGKH Muhammad Zainuddin mendapatperawatan intensif. Setelah kembali normal, aktifitas semula tetapkembali dijalankan. Tahun 1995, TGKH Muhammad Zainuddin AbdulMadjid mendapat bintang penghargaan dari Pemerintah RepublikIndonesia atas jasa-jasa dan kiprahnya membangun bangsa dannegara.38Tahun 1996, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid harusmenerima kenyataan, fisik beliau sangat lemah dan terpaksa harusduduk di kursi roda dan banyak berbaring. Selama 1 tahun lebih,TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sakit. Pada tanggal 20Jumadil Akhir 1418 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 21 Oktober1997 Masehi, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid wafat
Bugis-Makassar dengan Sasak, saat Kerajaan Gowa Makassar menguasai Lombok. Kerajaan Gowa menjadi penyebar Islam di Lombok bagian timur. Justifikasi pendekatan ini, tidak adanya gelar tertentu seperti halnya aristokrasi