
Transcription
SALAT TAHAJJUD SEBAGAI MEDIATERAPI DALAM MEWUJUDKANKETENANGAN JIWASKRIPSIDiajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syaratMencapai Gelar Sarjana SosialIslam ( S.Sos.I )Dalam Bidang BimbinganKonseling IslamOleh:UMMI LATIFAHNIM. 12 120 0037JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMFAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIPADANGSIDIMPUAN2016
KATA PENGANTAR ﺒﺴﻢﷲﺍﻠﺭﺣﻤﻦﺍﻠﺭﺣﻳﻢ Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala yang telahmemberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakanpenelitian dan menuangkannya dalam skripsi ini. Shalawat dan salam kepadajunjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu „alaihi wasallam, yangmerupakan suri tauladan yang baik bagi seluruh ummat yang telahmembawa dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderangseperti sekarang ini, yang menuntun umatnya kepada jalan yang benar dankeselamatan.Skripsi yang berjudul “Shalat Tahajjud Sebagai Media Terapi dalamMewujudkan Ketenangan Jiwa” ini disusun untuk memenuhi salah satusyarat dan melengkapi tugas-tugas menyelesaikan kuliah Fakultas Dakwahdan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam di InstitutAgama Islam Negeri Padangsidimpuan.Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangankekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, serta banyak hembatan yangdihadapi penulis yang diakibatkan keterbatasan ilmu pengetahuan. Namunberkat kebesaran hati dan keoptimisan dalam menjalani masa depan sertabimbingan dan saran-saran pembimbing dan tidak luput juga dari semuapihak lainnya akhirnya ini dapat diselesaikan.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Bapak Dr. H. Ibrahim Siregar, M. CL sebagai Rektor IAIN Padangsidimpuan,wakil Rektor dibidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, wakil Rektordibidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Kerjasama, dan wakil Rektordibidang Kemahasiswaan dan Kerjasama dan seluruh civitas akademik IAINPadangsidimpuan.2. Ibu Fauziah Nasution, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi IAIN Padangsidimpuan dan Ibu Dra. Hj. Replita, M.Si sebagaiKetua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.3. Bapak Drs. H. Syahid Muammar Pulungan, SH sebagai pembimbing I dan BapakDrs. H. Zulfan Efendi Hasibuan, M.A sebagai pembimbing II yang telahmembimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian danpenyusunan skripsi ini.4. anIAINPadangsidimpuan yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-bukuyang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.5. Para Dosen/staf di lingkungan IAIN Padangsidimpuan yang membekali berbagaidan mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga mampu menyelesaikan penulisanskripsi ini.
DAFTAR ISIHalamanHalaman Judul .iHalaman Pengesahan .iiHalaman Pernyataan .iiiSurat Pernyataan Menyusun Skripsi Sendiri .ivHalaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas AkhirUntuk Kepentingan Akademis .vBerita Acara Ujian Munaqasyah .viPengesahan Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi .viiKATA PENGANTAR .viiiDAFTAR ISI .xiABSTRAK .xiiiBAB IA.B.C.D.E.F.G.PENDAHULUANLATAR BELAKANG MASALAH. .1BATASAN MASALAH .8RUMUSAN MASALAH. .10TUJUAN PENELITIAN.10KEGUNAAN PENELITIAN .10PENELITIAN TERDAHULU .11METODOLOGI PENELITIAN .121. Metode Penelitian .122. Sumber Data .133. Analisis Data .14H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN .15BAB II SHALAT TAHAJJUDA. PENGERTIAN SALAT TAHAJJUD.17B. HUKUM PERINTAH SALAT TAHAJJUD .20C. WAKTU UNTUK MELAKSANAKAN SALAT TAHAJJUD .22D. JUMLAH BILANGAN RAKAAT SALAT TAHAJJUD .23E. TATA CARA PELAKSANAAN SALAT TAHAJJUD .25F. BEBERAPA UPAYA AGAR BISA MUDAH BANGUN DITENGAH MALAM.271. Secara Lahir.272. Secara Batin .29
BAB III KETENANGAN JIWAA. PENGERTIAN KETENANGAN JIWA .32B. CIRI-CIRI KETENANGAN JIWA .37C. METODE ISLAM DALAM KETENANGAN JIWA .39D. TERAPI .401. Pengertian Terapi .402. Tujuan Terapi .41BAB IV ANALISIS SALAT TAHAJJUD SEBAGAI MEDIA TERAPIDALAM MEWUJUDKAN KETENANGAN JIWAA. SALAT TAHAJJUD DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS .421. Salat Tahajjud dalam Al-Qur’an.422. Salat Tahajjud dalam Hadis.45B. HIKMAH MELAKSANAKAN SALAT TAHAJJUD .471. Dapat Menjauhkan Dosa .472. Mempererat Hubungan dengan Allah .513. Dapat Menangkal Penyakit Jiwa .52C. CARA MENENANGKAN JIWA .621. Sabar .622. Berpikir Positif .663. Berdzikir (Mengingat Allah) .674. Salat .69D. KAITAN SALAT TAHAJJUD SEBAGAI TERAPI DALAMMENENANGKAN JIWA.721. Niat yang Ikhlas Karena Allah .722. Melaksanakan Salat Tahajjud dengan Khusyuk .76BAB V PENUTUPA. KESIMPULAN .80B. SARAN .81DAFTAR PUSTAKADAFTAR RIWAYAT HIDUPDAFTAR PENGESAHAN JUDUL
NamaNIMFakultas/ JurusanJudulTahunABSTRAKUMMI LATIFAH12 120 0037Dakwah dan Ilmu Komunikasi/ BKI-1Salat Tahajjud sebagai Media Terapi dalam MewujudkanKetenangan Jiwa: 2016::::Skripsi ini berjudul “Salat Tahajjud sebagai Media Terapi dalamMewujudkan Ketenangan Jiwa”. Adapun latar belakang dari penelitian iniyaitu dilihat dari banyaknya masalah yang dihadapi manusia, sehinggamenyebabkan jiwa manusia menjadi tidak tenang, misalnya diliputi dengankecemasan, stress, dan gelisah. Sehingga manusia jauh dari agama, danajaran agama yang dimaksud yaitu dengan melakukan ibadah, yaitu ibadahsalat Tahajjud yang dijadikan sebagai media terapi untuk menenangkan jiwamanusia.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah hikmah salatTahajjud, bagaimana cara menenangkan jiwa, dan adakah keterkaitan salatTahajjud dengan ketenangan jiwa. Berdasarkan rumusan masalah tersebutmaka tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui hikmah salat Tahajjud,untuk mengetahui bagaimana cara menenangkan jiwa, dan untuk mengetahuiketerkaitan antara salat Tahajjud dengan ketenangan jiwa.Penelitian ini merupakan penelitian library research (penelitiankepustakaan) yaitu bahwa sumber-sumber datanya berasal dari bahan-bahantertulis, yaitu buku-buku yang berkenaan dengan pembahasan ini kemudiandianalisis untuk mendapatkan hasil dalam penelitian, dalam bentuk deskriptifdengan menggunakan analisis non-statistik atau analisis isi (contentanalysis).Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa salat Tahajjud memilikikaitan untuk menenangkan jiwa, dengan berbagai permasalahan yangdialami oleh manusia sehingga menyebabkan tidak adanya ketenangan jiwamanusia, maka salat Tahajjud dapat dijadikan solusi terhadap masalah yangdialami. Adapun hikmah dari melaksanakan salat Tahajjud yaitu (1) dapatmenjauhkan dosa (2) mempererat hubungan dengan Allah (3) dapatmenangkal penyakit jiwa. Sedangkan cara untuk menenangkan jiwa yaitu (1)sabar (2) berpikir positif (3) dzikir (mengingat Allah) dan (4) salat.Kemudian kaitan salat Tahajjud dengan ketenangan jiwa yaitu (1) niat yangikhlas karena Allah dan (2) melaksanakan salat Tahajjud dengan khusyuk.
1BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHDalam kehidupan modern ini berbagai tuntutan yang harus dipenuhi,sehingga membawa manusia agar lebih maju dan berkembang dari sebelumnya,baik mengenai kebutuhan hidup, keadaan ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi. Semakin maju suatu masyarakat, semakin banyak tuntutan hidupyang harus dipenuhi. Seiring dengan bertambah maju dan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa pengaruh yang signifikan bagimanusia. Yaitu hidup menjadi lebih enak, lebih mudah atau sering disebut dengan“zaman instan”.Suatu kemajuan tersebut juga membawa dampak yang positif bagi manusia,dan juga membawa pengaruh yang negatif yaitu adanya persaingan yang semakinketat.1 Untuk mengikuti persaingan tersebut diperlukannya ilmu pengetahuanterutama ilmu pengetahuan agama, dan kemamp uan dalam teknologi sehinggamemiliki ketenangan jiwa dan mampu untuk menghadapi kehidupan yang semakinmaju dan berkembang tersebut.Ketenangan jiwa merupakan sumber kebahagiaan dalam hidup manusia.Seseorang tidak akan mengalami kebahagiaan dalam dirinya apabila tidak adanya1Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), hlm. 2.
2ketenangan dalam jiwanya. Semua orang pada hakikatnya ingin merasakanketenangan dan ketenteraman dalam hidupnya.Banyaknya persoalan dan permasalahan yang dihadapi manusia, sehinggamenyebabkan tidak adanya ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa. Diantaranya adanya rasa gelisah, khawatir, cemas, dan berbagai konflik lainnya. Ilmupengetahuan sangat dibutuhkan agar mampu menghadapi berbagai persoalantersebut, terutama ilmu pengetahuan agama. Walaupun badannya sehat, tetapi jikatidak adanya ketenangan dalam jiwa, maka akan merasa ada yang kurang dalamhidupnya.Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah menyebabkan oranghidup dalam kegelisahan dan kecemasan, karena pengaruh itu telah menyebabkanorang lupa pada ajaran agama, dan membawa kepada kogoncangan jiwa danmenghilangkan ketenteraman dan engansemakinberkembangnya ilmu pengetahuan manusia, misalnya yaitu munculnya mediamassa, sehingga manusia sibuk dengan media massa tersebut sehingga lupa untukmenjalankan ibadah.Allah telah menganugerahkan dalam diri manusia potensi dan sudah dibekalidengan fitrah yaitu fitrah beragama. Sebagaimana firman dalam surah Ar-Rumayat 30 yaitu:2Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung,2010, hlm. 3.
3 Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurutfitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yanglurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.3Apabila potensi tersebut gagal dalam mengembangkannya maka akanmengalami keidaksanggupan dalam menanggulangi dan menjalankan ujian-ujianAllah yang berupa ketaatan menjalankan semua perintah-Nya dan tabah dalammenerima segala musibah dan persoalan hidup yang dialami. Ketika manusiadihadapi dengan berbagai masalah Allah tidak akan memberikan cobaan tersebutyang diluar batas kesanggupannya.Potensi yang Allah berikan yaitu dengan menganugerahkan pada manusiaakal untuk berpikir sehingga dapat membedakan yang baik dan yang buruk,memberikan penglihatan untuk melihat sesuatu yang belum pernah dilihatnya,serta membekalinya dengan pendengaran untuk mendengar suara-suara sehinggadapat berkomunikasi di antara sesamanya.43Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul Ali, 2005), hlm.50.4Erhamwilda, Konseling Islami, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 10.
4Pengetahuan agama sangat penting, karena pengetahuan tanpa agamamembahayakan, harta tanpa agama menyengsarakan, kedudukan tanpa agamamenggelisahkan, jiwa manusia membutuhkan agama. Fungsi agama dalamkehidupan dan agama sebagai pengendali moral.5Jika diliputi dengan ketakutan, dihimpit kesedihan, dan dicekik kerisauan,maka segeralah bangkit untuk melaksanakan salat, niscaya jiwa akan kembalitenteram dan tenang. Sesunggunya salat itu atas izin Allah sangatlah cukup untukhanya sekedar menyirnakan kesedihan dan kerisauan.6 Sebagaimana firman Allahdalam suah Al-Baqarah ayat 153. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagaipenolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.Sebagaimana penjelasan dari ayat tersebut dalam tafsir Al-Maraghi yaituhendaklah minta pertolongan kepada Allah dengan cara sabar dan mendirikansalat. Dan ketika dalam menghadapi semua permasalahan yang dirasa berattentang musibah duniawi.7Ketika dalam melaksanakan ibadah salat dengan khusyuk dan merendahkandiri dihadapan Allah Subhanahu Wata‟ala ketika salat akan dapat memberikannya5Moh Sholeh dan Imam Musbikin, Agama Sebagai Terapi: Telaah Menuju Ilmu KedokteranHolistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 43.6„Aidh Al-Qarni, La Tansa, (Jakarta: Qisthi Press, 2004), hlm. 34.7Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1984),hlm. 38.
5kekuatan spiritual yang melahirkan perasaan kebeningan spiritual, dan ketenanganjiwa. Ketika memohon dan mengadu kepada Allah pada saat salat atas segalapermasalahan dan persoalan hidup, dengan berdoa seseorang memiliki harapankepada Allah untuk mengabulkannya dan memecahkan masalah-masalahnya,memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Jika manusia dihadapkan dengan berbagai masalah dan cobaan hidup,manusia sering sekali berkeluh kesah dan sedikit bersyukur kepada Allah,sebagaimana firman Allah dalam Qur‟an Surah Al-Ma‟arij: 19-23. Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir,apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapatkebaikan ia Amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”.8Dari ayat tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Al-Marghi yaitusesungguhnya manusia dijadikan bersifat keluh kesah, sehingga kurang sabar dansangat tamak. Apabila dia miskin atau sakit, dia mulai mengadu dan keluh kesah.Apabila menjadi kaya atau sehat dan selamat, dia enggan berbuat baik dan bakhildengan hartanya.98Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 570.Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Op. Cit., hlm. 117.9
6Ibadah salat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.Amalan tersebut adalah penghubung yang berulang kali terjadi antara seoranghamba dengan Sang Penciptanya setiap hari. Ibadah itu mampu membuatseseorang merasa begitu dekat dengan Rabbnya.10Untuk mencapai ketenangan jiwa maka fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran,perasaan, pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu danbekerjasama satu sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yangmenjauhkan orang dari perasaan ragu, bimbang, dan pertentangan batin.11Setiap manusia menginginkan akan ketenangan dan kebahagiaan hidup,untuk mencapai keinginan tersebut tidaklah mudah dan harus dilakukan dengansungguh-sungguh. Kesungguhan tersebut harus dilakukan dengan niat yang ikhlasdan tulus serta dilakukan dengan khusuk, sehingga ibadah yang dilakukan dapatmembuat ketenangan pada jiwa dan tidak mengalami masalah dalam hidupnnya.Al-Qur‟an membekali manusia dengan beberapa cara untuk mengatasiberbagai persoalan yang dialami manusia. Al-Qur‟an juga mengajarkan beberapacara mencapai ketenangan dalam hidup, diantaranya yaitu dengan salat.Di antara salat yang diwajibkan Allah yaitu salat yang dilakukan lima kalidalam sehari semalam, disamping adanya salat wajib ada juga salat sunat, dalamhal ini salat sunat yang dimaksudkan yaitu salat sunat Tahajjud.10Hasan bin Ahmad Hammam, Terapi dengan Ibadah, (Solo: Aqwam, 2010), hlm. 221.Zainal Aqib, Konseling Kesehatan Mental: untuk Mahasiswa, Guru, Konsleor, Dosen,(Bandung: Yrama Widya, 2013), hlm. 44.11
7Pengetahuan agama dapat membawa seseorang untuk mencapai ketenangandalam jiwa, dengan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata‟ala. Salahsatu media penghubung seorang hamba kepada Allah yaitu dengan melaksanakanibadah salat, dan ibadah salat yang dimaksud dalam hal ini yaitu ibadah salatTahajjud.Salat Tahajjud merupakan salat sunat yang paling utama setelah salat fardhu/wajib. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi dari Abu Hurairah RasululahSallallahu „Alaihi Wasallam bersabda: ر ٙ بَ ثعذ ش ١ افضً اٌظ :ٍُ ص ٚ ٗ١ٍ هللا ع ٍٝ ي هللا ط ٛ لبي رص : رح لبي ٠ ٘ر ٟ عٓ اث )ٍُ اٖ ِض ٚ ً (ر ١ٌ ضخ طالح ا ٠ افضبي اٌظالح ثعذ اٌفر ٚ َ رهللا اٌّحر ٙ رِضبْ ش Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “puasa yangpaling utama setelah bulan ramadhan adalah bulannya Allah yaitu bulanMuharram dan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu adalahshalat diwaktu malam”.(HR. Muslim)12Salat Tahajjud artinya menegakkan malam. Secara harfiyah dapat dipahamisebagai menghidupkan malam, yaitu mengisi waktu malam untuk menjalankanibadah kepada Allah. Sesungguhnya ibadah tersebut mengandung banyakkebaikan dan kemuliaan sehingga dapat merapat kesisi Tuhannya.13Adapun beberapa keutamaan atau rahasia yang terdapat bagi pengamal salatTahajjud yaitu dapat membentuk mental positif, mencegah kelalaian hati,memudahkan urusan besar, dan melatih jiwa ikhlas dalam beribadah.1412Moh Zuhri, dkk, Tarjamah Sunan At-Tirmidzi, (Semarang: CV. Asy Syifa, 1992), hlm. 540.Abu Fajar Al Qalami, Misteri Qiyamul Lail dan Shalat Subuh, (Ttp: Gitamedia Press, Tth),13hlm. 9.14Ibid., hlm. 106.
8Dari beberapa keutamaan dan kemuliaan dari melaksanakan ibadah salatTahajjud yang merupakan salah satu ibadah yang paling utama setelah salatfardhu, dan seiring dengan begitu banyaknya permasalahan dan persoalan hidupyang dialami oleh manusia, sehingga menyebabkan tidak adanya ketenangandalam jiwa, maka inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitianlebih mendalam tentang “SALAT TAHAJJUD SEBAGAI MEDIA TERAPIDALAM MEWUJUDKAN KETENANGAN JIWA”.B. BATASAN MASALAHAdapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:1. Salat TahajjudSalat Tahajjud artinya menegakkan malam. Secara harfiyah dapatdipahami sebagai menghidupkan malam, yaitu mengisi waktu malam untuktekun menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata‟ala.15Qiyamul lail akan menciptakan kebahagiaan jiwa dan kedamaian di dalamdada. Rasulullah telah menyebutkan di dalam Hadist sahih bahwa seoranghamba yang bangun tengah malam, ingat Allah, kemudian mengambil wudhu‟dan melakukan salat, maka dia akan semakin energik dan jiwanya tenang.1615Abu Fajar Al Qalami, Op. Cit., hlm. 9.„Aidh al-Qarni, Op. Cit., hlm. 288.16
92. Terapi, secara etimologi terapi (asy-syifa) atau kesembuhan yaitu terbebas daripenyakit dengan cara minum ramuan dan petunjuk yang menjamin.17 Kata“Therapy” dalam bahasa Inggris bermakna pengobatan dan penyembuhan,sedangkan dalam bahasa Arab kata “Therapy” sepadan dengan Al-Istisfa yangberasal dari Syafa-Yasfi-Syifa yang artinya “menyembuhkan”.18 Dalampenelitian ini penulis menggunakan terapi dalam bentuk ibadah yaitu denganterapi ibadah Salat Tahajjud.3. Ketenangan Jiwa, yang dimaksud dengan “tenang” yaitu “tidak gelisah, tidakrusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman, dan tenteram”.19 Sedangkan “jiwa” yaitu“roh manusia, seluruh kehidupan batin manusia”.20Jiwa yang tenang yaitu nafsu yang telah mendapat tuntunan danpemeliharaan yang baik sehingga jiwa menjadi tenteram, bersikap baik, dapatmenolak perbuatan jahat dan keji serta mendorong untuk melakukan kebajikandan mencegah kemungkaran.2117Ahmad Husain Salim, Menyembuhkan Penyakit Jiwa dan Fisik, (Jakarta: Gema Insani,2009), hlm. 247.18M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Op. Cit., hlm. 221.19W. J. S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984),hlm. 1047.20Ibid., hlm. 421.21M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Op. Cit., hlm. 43.
10C. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yangdikaji oleh penulis yaitu:1. Apakah hikmah salat Tahajjud?2. Bagaimanakah cara menenangkan jiwa?3. Adakah keterkaitan salat Tahajjud dengan ketenangan jiwa?D. TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:1. Untuk mengetahui hikmah salat Tahajjud.2. Untuk mengetahui bagaimana tentang ketenangan jiwa.3. Untuk mengetahui keterkaitan salat Tahajjud dengan ketenangan jiwa.E. KEGUNAAN PENELITIAN1. Secara Teoritisa. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam penulisan sesuai dengantata cara penulisan karya ilmiah.b. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi penulis tentangperan salat Tahajjud sebagai media terapi dalam mewujudkan ketenanganjiwa.c. Untuk mengetahui lebih jauh tentang salat Tahajjud sebagai media terapidalam mewujudkan ketenangan jiwa.
112. Secara Praktisa. Sebagai salah satu acuan atau panduan bagi peneliti lain yang memilikiunsur kesamaan dalam judul penulisan ilmiah ini.b. Memberikan kontribusi kepada pembaca dan masyarakat tentang peran salatTahajjud sebagai media terapi dalam mewujudkan ketenangan jiwa.c. Sebagai bahan masukan bagi para konselor keagamaan masyarakat.d. Menjadi bahan kajian bagi para mahasiswa di lingkungan jurusan dakwahIAIN Padangsidimpuan.F. PENELITIAN TERDAHULUDalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan satu jenis penelitianterdahulunya, yaitu dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Arifah Puji Handayupada tahun 2012, dengan judul skripsinya yaitu “Hubungan Antara IntensitasMelaksanakan Shalat Tahajud dengan Ketenangan Jiwa Mahasiswa PengurusLembaga Dakwah Kampus STAIN Salatiga” di Jurusan Tarbiyah Program StudiPendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana intensitasshalat tahajud mahasiswa pengurus lembaga dakwah kampus (LDK) Darul AmalSTAIN Salatiga”?, “Bagaimana ketenangan jiwa mahasiswa pengurus lembagadakwah kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga”?, dan “Apakah terdapathubungan yang signifikan antara intensitas shalat tahajjud dengan ketenangan jiwa
12mahasiswa pengurus lembaga dakwah kampus (LDK) Darul Amal STAINSalatiga”?.Adapun jenis penelitian yang digunakan dengan menggunakan pendekatankuantitatif. Dengan jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi adalahkuantitatif korelasional. Dan kesimpulan dari penelitian ini yaitu “berdasarkanhasil analisis dari peneliti menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikanantara intensitas melaksanakan shalat tahajud dengan ketenangan jiwa”.Berdasarkan penelitian Arifah Puji Handayu tersebut, memiliki persamaandan perbedaan dengan penelitian yang akan dibahas, adapun persamaannya yaitusama membahas tentang salat Tahajjud dan ketenangan jiwa. Kemudianperbedaannya yaitu pada metodologi penelitiannya, pada penelitian Arifah edangkanpenulismenggunakan jenis penelitian kualitatif.G. METODOLOGI PENELITIAN1. Metode PenelitianPenelitian ini merupakan kajian library research (penelitian kepustakaan)yakni penelaahan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan pembahasandan merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Penelitian kepustakaan
13bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam bantuan macammacam materi yang terdapat dalam literatur.222. Sumber DataPenelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka sumber data yangdiperoleh melalui literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan padapenelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu:a. Sumber Data Primer1) Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajjud, Jakarta: Noura Books, 2012.2) Muhammad Muhyidin, Misteri Shalat Tahajjud, Jogjakarta: Diva Press,2013.3) Muhammad Yusuf, Tahajjud Itu Ajaib, Jogjakarta: Diva Press, 2014.4) As- Syaikh Hasan Ahmad, Dahsyatnya Mukjizat Shalat Tahajjud, Jakarta:Alita Media, 2009.5) HM. Amrin Ra‟uf, Tips-Tips Mudah Agar Bisa Bangun Malam,Jogjakarta: Bening, 2011.6) Abu Fajar Al Qalami, Misteri Qiyamul Lail dan Shalat Subuh, Ttp:Gitamedia Press, Tth.7) Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Menyucikan Jiwa, Jakarta: GemaInsani, 2005.22Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),hlm. 28.
148) Moh. Sholeh dan Imam Musbikin, Agama Sebagai Terapi: TelaahMenuju Ilmu Kedokteran Holistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.9) Istarani & Muhammad Siddik, Jiwa & Kepribadian Muslim, Medan:Iscom, 2015.b. Sumber Data Sekunder1) Ahmad Husain Salim, Menyembuhkan Penyakit Jiwa dan Fisik, Jakarta:Gema Insani, 2009.2) Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosda Karya, 2000.3) Haryanto, Sentot, Psikologi Shalat, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005.4) Adnan Syarif, Psikologi Qurani, Bandung: Pustaka Hidayah, 2003.3. Analisis DataAnalisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema.Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata yang dikutip pada buku karangan LexyJ. Moleong mengatakan bahwa data dalam bentuk deskriptif menggunakananalisis non-statistik atau analisis isi (content analiysis).23Dalam kegiatan analisis data dapat dilakukan dalam bentuk deskriptif.Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data yaitu menggambarkan data yang23Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),hlm. 103.
15ada.24 Dalam deskripsi data ini dilakukan dengan cara menyusun danmengelompokkan data yanga ada.Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalahmelakukan analisis terhadap salat tahajjud sebagai media terapi dalammewujudkan ketenangan jiwa.H. SISTEMATIKA ansistematikapembahasannya.Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah alasan penelitimengangkat judul ini, selanjutnya batasan masalah, rumusan masalah, tujuanpenelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, dansistematika pembahasan.Bab kedua berisi tentang pengertian salat Tahajjud, hukum perintah salatTahajjud, waktu untuk melaksanakan salat Tahajjud, jumlah bilangan rakaat salatTahajjud, tata cara pelaksanaan salat Tahajjud, dan beberapa upaya agar bisamudah bangun di tengah malam.Bab ketiga membahas tentang pengertian ketenangan jiwa, ciri-ciriketenangan jiwa, metode Islam dalam ketenangan jiwa, pengertian terapi, dantujuan terapi.24Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: BumiAksara, 2007), hlm. 86.
16Bab keempat membahas tentang salat Tahajjud dalam Al-Qur‟an, salatTahajjud dalam Hadis, hikmah melaksanakan salat Tahajjud, cara-caramenenangkan jiwa, dan kaitan salat Tahajjud sebagai terapi dalam menenangkanjiwa.Bab kelima penutup membahas tentang kesimpulan dan saran.
17BAB IISALAT TAHAJJUDA. PENGERTIAN SALAT TAHAJJUDAsal makna salat yaitu “do‟a”, maksudnya yaitu ibadat yang tersusun daribeberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, dan disudahidengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.25Sedangkan menurut Ash-Shiddieqy yang dikutip dari Sentot Haryantomengatakan salat yaitu dalam bahasa Arab berarti do‟a memohon kebajikan danpujian.26 Sedangkan secara hakekat yaitu berhadap hati (jiwa) kepada Allah danmendatangkan takut kepada-Nya, serta menumbuhkan didalamnya jiwa rasakeagungan, kebesaran-Nya dan kesempurnaan-Nya.27Salat pada dasarnya berakar dari kata salata yang berasal dari kata kerjashalla-yushalli. Kata salat mengandung dua pengertian yaitu “berdoa” dan“bershalawat”. Berdoa yang dimaksud yaitu berdoa atau memohon hal-hal yangbaik, kebaikan, kebajikan, nikmat dan rezeki. Sedangkan bershalawat yaitumeminta keselamatan, kedamaian, keamanan, dan pelimpahan rahmat Allah.28Secara istilah salat yaitu sebagai pernyataan bakti dan memuliakan Allahdengan gerakan-gerakan badan dan perkataan-perkata
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah hikmah salat Tahajjud, bagaimana cara menenangkan jiwa, dan adakah keterkaitan salat Tahajjud dengan ketenangan jiwa. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah